OBROLAN warteg. “Hati – hati awan tebal menyelimuti seluruh negeri,” kata mas Bro mengawali obrolan di warteg milik Ayu Bahari bersama Yudi dan Heri.
“Tumben lo bahas prakiraan cuaca,”ujar Yudi.
“Ini bukan soal cuaca, tetapi soal kondisi ekonomi negara kita yang telah dibayangi awan gelap dan tebal,” ujar mas Brio.
Ini semua, karena sentimen negatif situasi global yang bisa berdampak kepada Tanah Air. Sentimen negatif mulai dari laju inflasi, kenaikan suku bunga, pengetatan likuiditas hingga pelemahan ekonomi di negara maju.
Situasi ini yang disebut Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebagai awan gelap nan tebal yang mengancam perekonomian Indonesia.
Belum lagi ketegangan geopolitik yang mulai melanda perekonomian di Eropa, AS hingga China, juga jadi ancaman.
Masih ada lagi ancaman yang cukup mengerikan, yakni krisis pangan dan energi karena perang Rusia dan Ukraina.
“Oh ya aku baru ingat, sentimen negatif itu yang sebelumnya disebut sebagai tiga hantu yang setiap saat bisa menerkam kita,” tambah Heri.
“Hantunya belum datang, masih ada di seberang sana,” ujar Yudi optimis.
“Berarti yang sekarang kita rasakan baru hawanya (auranya) ya?” tanya Heri.
“Auranya saja sudah begini, belum awan gelap dan tebalnya. Apalagi hantunya.. ih ngeri,” kata mas Bro.
“Mas, jangan menakut- nakuti dong..” celetuk Ayu tiba –tiba.
“Nggak nakuti Yu. Direktur IMF Kristalina Georgieva saja bilang ada ancaman cukup mengerikan, apalagi kita, rakyat kecil,” kata mas Bro.
“Sepertinya pawang hujan perlu turun tangan menyingkirkan awan gelap dan tebal,” kata Heri ngasal.
“Cerdas juga ide kamu.Tapi ini bukan soal cuaca,” tambah Yudi.
“Makanya perlu eling lan waspodo. Jangan terlena dengan keadaan. Bikin pertahanan menangkal awan gelap dan tebal, “ kata mas Bro. (jokles).