Obrolan Warteg: 2 Pengantin Ogah, 3 Okelah

Selasa, 20 September 2022 06:48 WIB

Share

KINI muncul gerakan yang mengajak publik menolak skenario 2 paslon capres- cawapres pada pilpres 2024. Tema ini pula yang jadi obrolan warteg kali ini.

“Suara mencuat, jika hanya dua paslon pengantin pilpres banyak yang ogah, tetapi kalau 3 okelah,” kata mas Bro selagi maksi bersama Yudi dan Heri.

“Kalau banyak paslon otomatis akan banyak dana yang yang kelua dong. Belum soal pengamanan dan lan - lain,” tanya Heri.


“Ibarat pesta pernikahan pada waktu dan hari yang sama, gedungnya sama, jumlah undangan sama. Sayang, gedungnya begitu luas bisa menampung 5 paslon pengantin, cuma dipakai dua paslon. Malah mubazir,” ujar mas Bro.

Begitu juga paslon capres. Seperti diketahui, ruang kontestasi  yang disediakan begitu menjanjikan untuk menampilkan 5 paslon. Suasana, dari aspek manapun sangat mendukung, baik dari kualitas tokoh yang hendak dinikahkan, juga kelengkapan menikah. Mahar tersedia, bulan madu pun sudah dirancang. 

Persoalan kembali kepada masing – masing parpol, maukah menampilkan lebih dari 2 paslon. Jika terdapat tekad yang kuat, dengan mempertimbangkan peta kekuatan kursi parpol di DPR, dikaitkan presidential threshold, setidaknya bisa dibangun 3 poros pengusung paslon capres- cawapres.

“Intinya kalau parpol memaksakan hanya 2 paslon, rakyat bisa kecewa yang berujung kepada sikap golput,” ujar mas Bro layaknya pengamat.

“Dengan banyak paslon, ada keleluasaan untuk memilih yang terbaik. Beda dengan 2 paslon, pilihannya kalau tidak 1 ya 2. Ini tak ubahnya jebakan untuk menjawab pertanyaan “ setuju atau tidak,” tambah Yudi.

“Dampak lainnya, rakyat terbelah semakin bertambah, dendam politik yang berkelanjutan menjadi penghambat pemerintahan ke depan,”lanjut Yudi.

Pertanyaan kemudian “Pemilu itu perubahan untuk menuju kemajuan atau kemunduran? ”Nggak perlu dijawab,” tandas mas Bro beranjak meninggalkan warteg sampai lupa membayar makanannya. Ayu Bahari, pemilik warteg hanya geleng kepala, dua sohibnya Yudi dan Heri, tak kalah gemesnya. (jokles)

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar