Catwalk Citayam Fashion Week merupakan ide original. Digelar di zebra cross Dukuh Atas. Serem kalau mereka dikadrunkan, atau dicebongkan. Anak-anak SCBD ini perlu difasilitasi.
GEBRAKAN hebat. Para ABG Citayam bangkit bikin gebrakan, jadilah SCBD. Dan, sekali gebrak membahana menyebar kemana-mana. Media asing mewartakan. Catwalk Citayam Fashion Week mulai mendunia.
Padahal, dulu orang dengar kata Citayam, mungkin semacam cemooh. Tapi, kini dikomandoi Bonge, lalu ada Kurma, mereka meroket, menghentak jagad fashion. Remaja-remaja dibawanya ke dunia fashion alam milenial. Alam digital memfasilitasinya untuk kondang.
Dengan SCBD jantung kota Jakarta mereka kuasai. Seputaran Dukuh Atas. Dari situ berkumandang nama SCBD, Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok.
Ya, jantung ibu kota dipilihnya. Jitu, karena mudah menggaet perhatian massa. Itu ide cemerlang, dan SCBD itu sendiri juga ide bagus. Aksi fashion pun ide hebat.
Yang juga ide brilian dan sedikit membuat senyum adalah soal catwalk. Kalau fashion, kita bayangkan kemewahan catwalk di rumah mode atau kota mode Milan di Italia, atau Paris, Prancis.
Tapi, ini sangat sederhana, tapi hebat, ide original. Catwalknya adalah zebra cross, sedikit nantang bahaya.
Bayangkan, catwalk di zebra cross. Mungkin ketika ide itu disampaikan ke pihak tertentu, malah dicibir. Ketawa ngakak. Tapi, kini hasilnya luar biasa.
Pencetusnya juga pintar, memilih Dukuh Atas dan sekitaran Jalan Sudirman, karena kemudahan transportasi. Turun dari KRL di Stasiun Sudirman, langsung sampai lokasi. Ngirit.
Kiprah Bonge cs menyedot perhatian banyak pihak. Menparekraf Sandiaga Uno pun menyambangi. Gubernur Anies membawa perwakilan asing menjajal catwalk SCBD, pun pula Gubernur Jabar Ridwan Kamil tak mau kalah, ia mencobanya.
Tak hanya itu, Menteri Sandiaga bahkan menawarkan beasiswa buat Bunge. Anehnya, kok ditolak. Ada apa? Apakah mereka mencium ada aroma politik.
Namanya sudah menjelang Pilpres, dan Sandiaga Uno juga kabarnya akan ikut nyapres, nah itu.
Tapi, kalau dihitung-hitung yang banyak mendapat benefit politik justru Gubernur Anies Baswedan. Dia tentunya bangga kota Jakarta digunakan kiprah anak muda potensial. Mungkin, kemudian Anies juga tertarik soal massa SCBD ini? Anies kan juga ingin nyapres. Hayo, lho. Ya nggak?
Menariknya, sikap Anies terakhir. Ketika Pemkot Jakpus menyatakan akan menertibkan zebra cross Dukuh Atas, dan tidak boleh digunakan untuk catwalk Citayam Fashion Week, justru Gubernur Anies menyatakan tidak melarang. Nah, lho. Ada apa?
Tapi, seyogyanya, ide dan kegiatan anak-anak muda SCBD ini tidak dibawa-bawa ke ranah politik. Riskan dan rawan kalau sudah kecampuran politik.
Bisa-bisa nanti anak-anak SCBD dilabeli hal berbau politik. Bisa-bisa mereka dicap kadrun, atau juga cebong. Serem kalau mereka dikadrunkan, atau dicebongkan.
Kalau itu hinggap dan melekat, buyar ide murni, ide original, dan gagasan brilian anak-anak milenial ini.
SCBD dan catwalk Citayam Fashion Week adalah ide bagus, perlu difasilitasi, bukan dilarang. Catwalk di zebra cross kiranya satu-satunya di dunia.
Potensial untuk bekembang dan dikenalkan ke dunia. Sekarang saja para tokoh sudah pada menoleh ke situ. Anak-anak SCBD perlu jalan yang lebih baik. (winotoAnung)