ADVERTISEMENT
Sabtu, 18 Juni 2022 13:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Kami menerima ratusan murid baru. Ruang kelas kami benar-benar penuh,” ucap Zainab Sajadi. “Kami tidak memiliki cukup kursi. Beberapa siswa berdiri di kelas. Yang lain harus berbagi kursi.”
Kepala sekolah menambahkan bahwa sekolah telah mulai mengadakan tiga putaran kelas yang berbeda setiap hari.
Hal ini akibat 60 persen muridnya adalah perempuan Afghanistan sehingga para guru memberi pelajaran tambahan secara sukarela dan tanpa bayaran tambahan.
“Mereka adalah siswa paling cerdas di sekolah kami,” tuturnya.
“Saya dapat melihat betapa mereka kelaparan untuk pendidikan. Bahkan jika kami terus mengajar tiga putaran sehari dan terus mendaftarkan siswa tetap akan ada ribuan siswa lain yang tidak dapat bersekolah,” pungkas Zainab Sajadi. ***
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT