“JADI orang harus loyal Bro. Loyal kepada pekerjaan, profesinya, kepada tugasnya dan tanggung jawabnya,” kata Yudi kepada mas Bro, di sela maksi di warteg langganannya.
“Nggak usah diomong , gue juga sudah tahu,” jawab mas Bro ketus.
“Termasuk kepada pacarmu, kalau nggak, lo bisa diputus,” tambah Yudi.
“Kok jadi lari ke sana. Lo lagi salfok apa?” tanya mas Bro heran.
“Kalau omongin pacar lo nggak usah baper kali. Kalau pacar lo minta putus wajar karena lo sudah berpaling ke lain hati,” tambah Heri menimpali.
Mas Bro diam tidak merespon. Lebih memilih mengusap HP- nya berselancar, hingga menemukan berita yang lagi viral soal pemecatan mantan Wakil Ketua DPRD, DKI Jakarta, M Taufik dari keanggotaan Partai Gerindra. Salah satu alasanya karena dinilai tidak loyal kepada partainya. Pemecatan ini berdasarkan hasil sidang Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra, Selasa (7/6/2022).
Tidak loyal menjadi salah satu alasan pemecatan. Masih banyak alasan lain, termasuk isu yang berkembang karena itu, “berpindah ke lain hati” dalam garis politik partai.
Disebut –sebut karena M Taufik mendukung Anies Baswedan sebagai capres, sementara Gerindra sendiri mendukung ketumnya, Prabowo Subianto untuk nyapres tahun 2024.
Ibarat pasangan, tidak jalan beriringan, tetapi sudah bersimpang jalan. Yang satu ngalor ( ke utara), satunya ngulon ( ke barat) atau ngidul ( ke selatan).
Mas Bo merenung. Apakah pacarnya minta putus akibat tidak loyal? Dalam artian patuh dan setia. Kalau setia, jangan ditanya, tetapi soal patuh, ini yang mungkin jadi kendala. Apakah kepada pacar selain setia , juga harus patuh?
“Pacaran beda dengan politik Bro. Tetapi pacaran perlu juga trik dan politik untuk membangun kecocokan dan keserasian,” kata Heri.
“Lo jangan ungkit soal privacy politik gue mencari pasangan dan dukungan,” kata mas Bro lagaknya kaya mau nyapres saja. (jokles)