Alur pemeriksaan hepatitis akut pada anak menurut PB IDI. (Getty Images/Ridofranz)

Kesehatan

Alur Periksa Hepatitis Akut pada Anak Menurut Ikatan Dokter Indonesia, Ada Apa Saja?

Senin 16 Mei 2022, 09:10 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat ini penyakit hepatitis akut misterius telah masuk ke Indonesia, lho.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta, Mohammad Syahril.

Ia menyebutkan hingga 11 Mei 2022 terdapat 18 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui etiologi atau penyebabnya.

"Dari 18 ini ada pasien yang meninggal 7 orang," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Jumat (13/5/2022) lalu.

Apa pun penyababnya, penyakit hepatitis akut tetap harus ditangani, pasalnya, jika kondisi semakin parah, pasien berisiko meninggal dunia.

"Kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan," tulis PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam unggahan Instagram-nya, Rabu (11/5/2022).

Alur Periksa Hepatitis Akut

Sebagai orang tua, kita wajib mengetahui alur pemeriksaan kasus kemungkinan (probable) hepatitis akut, lho.

Artinya, seorang dengan kemungkinan hepatitis akut atau tidak ditemukan virus hepatitis A, B,C, D dan E, namun memiliki kadar SGPT dan SGOT lebih dari 500 IU/L.

Biasanya, kasus ini akan menyerang pasien berusia kurang dari 16 tahun atau anak-anak.

Berikut detail alur periksa hepatitis akut, diambil dari laman Instagram PB IDI.

Ada apa saja?

1. Segera periksa jika mengalami satu atau lebih gejala

PB IDI merekomendasikan anak , khususnya bagi usia kurang dari 16 tahun untuk segera melakukan pemeriksaan SGPT dan SGOT.

Adapun gejala hepatitis akut, yakni sakit perut, mual, muntah, penurunan kesadaran serta mata menguning.

Sebagai tambahan, beberapa pasien juga mengeluhkan gejala demam, penurunan nafsu makan dan nyeri sendi.

2. Periksa kadar SGOT dan SGPT

SGPT dan SGOT merupakan enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati.

Apabila terjadi hal yang tidak beres pada organ tersebut, kedua enzim tersebut melepaskan diri, sehingga kadarnya dalam darah akan meningkat.

Apabila si kecil memiliki kadar SGPT dan SGOT di atas 500 IU/L, maka disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lanjutan ya.

3. Lakukan pemeriksaan labolatorium lainnya

Selanjutnya, pasien akan disarankan melakukan pemeriksaan labolatorium lanjutan, seperti:

- IgM anti-HAV atau pemerikasaan antibodi terhadap virus hepatitis A.

- HBsAg, guna mengetahui kemungkinan hepatitis B.

- IgM anti-HBc atau pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis B, dilakukan apabila HBsAg pasien positif.

- Anti-HCV, HCV RNA yaitu pemeriksaan terhadap kemungkinan hepatitis C.

- IgM anti-HDV guna mengetahui antibodi terhadap virus hepatitis D.

- IgM anti-HEV, yakni pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis E.

4. Dinyatakan probable hepatitis akut

Si kecil dinyatakan probable hepatitis akut apabila hasil pemeriksaan labolatorium menunjukkan, IgM anti-HAV, HBsAg, IgM anti-HBc, serta HCV RNA negatif.

Pasalnya, screening awal pada kemungkinan hepatitis A, B dan C sudah cukup untuk menyatakan kasus probable hepatitis akut.

Itu dia alur pemeriksaan yang disarankan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) guna mengetahui hepatitis akut misterius pada anak.

Semoga bermanfaat ya!

Tags:
HepatitisHepatitis Akut Misteriushepatitis akutalur pemeriksaan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor