ADA pitutur luhur yang mengajarkan kepada kita agar senantiasa tidak tergoda dengan tiga “ta”, yakni “harta”, “tahta” dan “wanita.”
Sudah teruji banyak tokoh hebat dunia jatuh dari singgasana karena hanya tergoda satu “ta”, yaitu harta.
“Betul bro, orang melakukan korupsi karena tergoda dengan harta benda. Ingin banyak memiliki harta dengan cara gampang meski melakukan pelanggaran, di antaranya korupsi,” tanya Yudi kepada rekannya si bro di pos ronda dekat rumahnya.
“Seseorang juga dapat melakukan dengan cara apapun, meski menyimpang atau merugikan orang lain, demi mendapatkan tahta, jabatan dan kedudukan,” kata Heri menimpali.
“Tetapi yang lebih mengenaskan jika seseorang jatuh ke lubang yang paling dalam, ke jurang kenistaan hanya karena tergoda wanita, “ kata si bro.
Menurutnya, bisa pula korupsi terpaksa dilakukan karena untuk memenuhi permintaan teman “wanita” nya akan harta yang berlimpah ruah.
Seseorang berburu jabatan (tahta), bahkan membelinya dari uang “haram” karena hanya ingin menyenangkan hati teman wanitanya.
Betul juga “ta” yang ketiga ( wanita) terlihat cukup sepele, tetapi tak sedikit tokoh yang terpuruk karena tergoda wanita. Ya karena mencari jalan sesat, selingkuh, menjadikan istri simpanan dan sebagainya. Ini tak ubahnya mempermainkan wanita, bukan menempatkan pada posisi, tempat yang selayaknya.
Lihat juga video “Parah! 2 Orang Perempuan Buang Sampah dalam Jumlah Besar ke Sungai”. (youtube/poskota tv)
Perlakukan wanita sebagaimana mestinya. Jangan tergoda dan jangan pula menggoda karena memang wanita bukanlah penggoda.
Ingat! wanita itu tiang negara. Semakin kuat kedudukan wanita, semakin tangguh sebuah negara dan sebaliknya kian lemah kedudukan wanita, kian rapuh pula sebuah negara.
Selamat Hari Kartini. (jokles)