“Kamu jadi mudik bro?" tanya Yudi kepada temannya di pos ronda dekat rumahnya.
“Siapa bilang gue mau mudik," jawab si bro.
“Lah bukannya kamu bilang mau mudik beliin sarung kakek lo?" kata Yudi.
"Iya gue lupa. Tadinya begitu, tapi sekarang berubah setelah kondisi juga berubah. Maksud gue kondisi keuangan," jawab si bro mencari alasan.
“Lo itu ya, jadi orang harusnya konsisten. Sudah punya niat baik membelikan sarung buat kakek, sekarang malah berubah alasannya kondisi keuangan. Sarung nggak dibeli, mudik pun batal. Ini namanya tidak memiliki prinsip, goyah pendirian," kata Yudi.
“Iya habis gimana lagi dong?" kata si bro balik bertanya.
“Kalau semua pemimpin kayak lo, negeri ini nggak bakalan maju. Yang ada kemunduran, boleh jadi kehancuran," kata Yudi.
“Loh kok jadi serius begini," kata si bro.
“Iya sesekali obrolan di pos ronda harus serius demi kemajuan lingkungan kita bersama, lebih luas lagi bagi bangsa dan negara," tambah Yudi.
Asal tahu ya, tambah Yudi, seorang pemimpin harus punya pendirian, punya prinsip, jangan sampai terombang ambing, apalagi sampai tergoda oleh keadaan akibat laporan Asal Bapak Senang (ABS).
Konsisten kepada janji yang telah diucapkan kepada rakyatnya, para pemilihnya.Konsisten kepada kebijakan yang telah dikeluarkan. Jangan karena kebijakan dikritik, lantas ditarik lagi dengan menyalahkan kepada pihak lain.