“GUE minta maaf atas kejadian yang kemarin, atas kata–kita gue yang tidak sopan dan menyinggung perasaan,” kata si bro kepada Heri, sohibnya di pos ronda.
“Kejadian yang mana bro?. Perasaan nggak ada yang aneh- aneh dech sampai lo harus meminta maaf. Jadi simpan saja permintaan maaf lo, karena gue sudah memaafkan sebelum lo minta maaf,” kata Heri.
Si bro tercenung. Sohibnya begitu baik dan memiliki sifat pemaaf yang sangat besar. Padahal kemarin dirinya membentak – bentak sampai membawa – bawa marga, kasta, dan agama yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Dirinya baru meminta maaf keesokan harinya, sementara Heri telah melupakan semuanya.
Sadar akan dirinya, segeralah dia menghampiri Heri, keduanya berpelukan. Plok .. plok terdengar tepuk tangan. “Inilah makna persahabatan, saling memaafkan tanpa dendam,” ujar Yudi.
Yah, saling memaafkan adalah ajaran kebajikan, sementara saling menyalahkan dan mencari - cari kesalahan hanya akan menggali lubang dendam dan permusuhan.
Sejatinya segala persoalan bisa diawali penyelesaiannya dengan kata maaf dan saling memaafkan. Mulai dari lingkup terkecil seperti di lingkungan RT, RW dan pos ronda ini.
"Jembar segarane" - yang bermakna jadilah manusia yang berjiwa besar dan bisa memaafkan kesalahan setiap orang. Dengan memaafkan kesalahan orang lain berarti kita telah memaafkan diri sendiri.
Hanya saja, kata maaf bukan sebatas ucapan lisan atau tulisan, tetapi hendaknya mencerminkan sikap dan perilaku rendah hati dan kebesaran jiwa. Di dalamnya terdapat ketulusan dan keikhlasan. Dan, tidak mengulangi lagi kesalahan.
Menyongsong Idul Fitri, melalui kolom ini, izinkanlah kami memohon maaf atas segala salah dan khilaf. Kupa santen – kulo lepat nyuwun pangapunten. (jokles)