Massa Aksi, Berbagai Aliansi, Demo di depan Gedung DPR, Jokowi Mundur, Dewan Pengkhianat Rakyat,
Massa Aksi dari Berbagai Aliansi Gabung Demo di depan Gedung DPR, Teriakkan: Jokowi Mundur!, Dewan Pengkhianat Rakyat
Massa Aksi dari Berbagai Aliansi Gabung Demo di depan Gedung DPR, Teriakkan: Jokowi Mundur!, Dewan Pengkhianat Rakyat
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Massa aksi dari aliansi buruh, salah satunya dari Aliansi Rakyat Menggugat, tiba dan gabung demo dengan ribuan pengunjuk rasa di depan Gedung DPR RI.
Mereka datang sambil membawa spanduk dan mobil orasi. Pantauan Poskota di lokasi, ribuan massa aksi tersebut datang dari arah Palmerah menuju ke Gedung DPR RI. Sementara ruas jalan mengarah ke arah Gatot Subroto sudah ditutup kepolisian.
Ratusan massa aksi datang dengan tertib sambil membuat border. Mereka kemudian berkumpul di depan Gedung DPR RI.
"Jokowi mundur Jokowi mundur," teriak emak emak yang meruapakan massa aksi sambil berjalan ke arah DPR melalui pengeras suara.
Massa aksi kemudian berbaris rapi dengan dua mobil komando sambil menunggu massa aksi yang lain.
"Hari ini kita datang ke kantor yang katanya Dewan Perwakilan Rakyat, tapi faktanya Dewan Pengkhianat Rakyat," kata salah satu orator aksi.
Diketahui, Badan Eksektuif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI), serta sejumlah elemen masyarakat lainnya seperti buruh, menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (21/4/2022).
Koordinator Departemen Sosial dan Politik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang, mengatakan pihaknya akan menggelar demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Kamis 21 April 2022, besok.
Kemudian, Melki mengatakan ada tujuh tuntutan yang akan diserukan dalam aksi tersebut.
“Kami menggelar aksi besok di Patung kuda mulai jam 10, dengan tujuh tuntutan yang kami sebut dengan Tujuh Tuntutan Rakyat,” kata Melki saat dihubungi Poskota.
Tujuh Tuntutan Rakyat tersebut, kata Melki, termasuk menolak perpanjangan masa jabatan presiden, menurunkan bahan pokok, dan berbagai polemik lainnya disebabkan karena ketidaktegasan, ketidaktepatan kebijakan, dan semrawutnya tata kelola yang dijalankan rezim saat ini.
"Akan ada ribuan mahasiswa se-Indonesia yang bergabung dengan AMI menyuarakan tuntutan-tuntutan ini,” ujarnya. (Pandi)