Harga Pertamax naik dan BBM non subsidi lainnya disesuaikan (ist.)

Nasional

Pertamax Naik, Pakar Unair: Pemerintah Harus Antisipasi Kenaikan Harga Minyak Dunia

Jumat 01 Apr 2022, 10:23 WIB

JAKARTA, POSKOTA. CO.ID - Pakar Ekonomi Universitas Airlangga Dr Wasiaturrahma SE MSi menanggapi kenaikan harga BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter yang berlaku mulai hari ini.

Menurutnya, kenaikan harga Pertamax tentu akan mempengaruhi sektor industri dalam negeri. 

Kendati demikian, produser akan menaikkan HPP (Harga Pokok Penjualan) disebabkan adanya dorongan biaya akibat kenaikan minyak dunia. 

“Otomatis, di sini ada kenaikan harga barang dan jasa juga yang akan diterima oleh masyarakat,” kata Pakar Ekonomi Universitas Airlangga Dr Wasiaturrahma SE MSi dalam laman Universitas Airlangga News yang dikutip Poskota.co.id pada Jumat (1/4/2022).

Mengingat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia, ia menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia. 

Salah satu yang dapat dilakukan, lanjutnya, yakni menjaga keseimbangan fiskal dengan memastikan bahwa rasio pajak betul-betul mencapai target.

“Pemerintah, dalam hal ini, menghadapi kesulitan anggaran yang mana masih harus bayar subsidi misalnya ke Pertamina misalnya,” tegasnya.

Masih terkait dengan antisipasi kenaikan harga minyak dunia, Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UNAIR ini juga menyarankan pemerintah melakukan langkah proaktif menghadapi perubahan peta ekonomi global. 

Negara-negara maju, menurutnya, sudah sulit bernafas mempertahankan ekonominya. 

“Perubahan peta ekonomi global ini harusnya jadi momentum yang ciamik buat private equity mengalihkan dananya dari negara-negara maju ke Indonesia,” katanya.

Pemerintah juga harus inovatif dalam menarik modal asing ke negara Indonesia serta merancang incentives system-nya. 

Ia mengatakan Tahun 2022 ini, ekonomi global masih terus bergulat dengan inflasi yang tinggi didorong oleh cyclical, structural, and monetary forces.

Pada akhir, ia juga menjelaskan bahwa di Amerika Serikat, inflasi yang tinggi dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai puncaknya. Dr Rahma juga menjelaskan bahwa diharapkan tahun depan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS ini pelan-pelan mulai turun sampai terjadi deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah.

Dr Rahma mengatakan Amerika Serikat sudah mengalami inflasi yang tinggi dengan digandengnya pertumbuhan ekonomi yang mencapai puncaknya. 

Kendati demikian, ia berharap tahun depan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS ini pelan-pelan mulai turun sampai terjadi deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah.

“Jika terjadi demikian, pemerintah AS akan kembali ngutang dan The Fed akan nyetak-nyetak uang lagi. Eropa dan Tiongkok sepertinya akan mengikuti jejak AS,” katanya.

Kondisi tersebut akan menyebabkan negara-negara berkembang seperti Indonesia menjadi primadona bagi investor asing

“Saya proyeksikan ekonomi kita akan makin terdiversifikasi. Artinya, makin banyak jenis barang yang diproduksi,” pungkas Dr Rahma. CR05

Tags:
Pertamax NaikPakar UnairpemerintahHarus AntisipasikenaikanhargaMinyak Dunia

Administrator

Reporter

Administrator

Editor