Oleh: Yahya Abdul Hakim, Wartawan Pos Kota
SITUASI keamanan di jalan di wilayah hukum Polda Metro Jaya sedang tidak baik baik saja. Gangguan kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) seperti penyerangan terhadap warga oleh gerombolan gangster, begal dan kejahatan street crime lainnya belakangan meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas aksi pelakunya.
Kawanan yang didominasi pria berusia belasan tahun ini tak hanya mengincar harta namun juga kerap melukai bahkan menghilangkan nyawa korbannya.
Seperti aksi penyerangan yang dilakukan sekelompok remaja bermotor di Jalan Siwagandu dekat Perum Cagar Alam 2 RT.01/17, Kelurahan Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Minggu, 6 Maret 2022 dini hari. Dalam aksinya gerombolan gangster berjumlah sekitar 10 orang itu mendadak menyerang warga dengan senjata tajam. Akibatnya tiga warga terkapar terkena bacokan.
Sementara di Bekasi, aksi begal menimpa seorang wanita pengendara sepeda motor yang tengah hamil di Jalan WR Supratman, Kampung Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Selasa, 8 Maret 2022 dini hari sekitar pukul 05.00 WIB.
Korban, S (31) saat itu itu hendak berangkat kerja mendadak dikepung kawanan begal bercelurit berjumlah tiga orang. Usai mengancam dan menganiaya korban, para pelaku merampas kendaraan milik ibu hamil tersebut.
Nyaris hampir setiap hari kasus kejahatan jalanan terjadi di sejumlah lokasi, khususnya pada malam hari atau dini hari dan di lokasi sepi.
Masyarakat sudah pasti cemas dan takut. Kecemasan warga juga dirasakan seorang Fadil Imran, Jenderal bintang dua yang memiliki tanggung jawab situasi kemanan di wilayah yang dipimpinnya sebagai Kapolda Metro Jaya.
Lewat akun pribadi media sosialnya (medsos), alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 mengungkapkan keresahan dan kegeramannya terkait sejumlah kasus jalanan yang marak terjadi belakangan ini.
“Saya akan datang ke lokasi-lokasi yang rawan sesuai jam kejadian,” demikian potongan narasi pada akun Instagram pribadinya, @kapoldametrojaya yang diposting pada Senin, 7 Maret 2022.
Entah seperti apa konsep mendatangi lokasi rawan ala Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran nantinya, apakah bergabung dengan pasukan Tim Patroli Presisi (TPP) bentukan beliau, menyisir jalan melakukan patroli tindakan lainnya.
Yang jelas jika memang benar jadi 'turun gunung’ tindakan Jenderal Fadil ini bisa menjadi contoh buat jajarannya, khususnya pemimpin di wilayah masing-masing dari level kapolsek hingga kapolres agar tidak hanya sekadar menerima laporan dari bawahannya tanpa mengetahui kejadian pasti di lapangan, termasuk kondisi di sekitar lokasi kejadian.
Sehingga bisa dilakukan evaluasi atau untuk mengambil tindakan selanjutnya demi mencegah kembali peristiwa serupa. (***)