TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi di Wisata Kuliner Pasar Lama sudah bukan menjadi hal tabu bagi para pedagang.
Mereka sudah seperti biasa dengan praktik pungli di Pasar Lama terjadi setiap hari, oknum preman setempat dengan dalih keamanan dan kebersihan.
Salah satu pedangan di Wisata Kuliner Pasar Lama berinisial L tak memungkiri praktek pungli tersebut.
Kata dia, pungli dilakukan setiap hari oleh preman setempat.
"(Yang pungli) kayaknya orang-oranh kampung aja sih. Orang-orang kampung itu. Emang pungli. Cumakan kita demi keamanan aja. Tiap hari," ungkapnya, Sabtu, (29/1/2022).
Biaya yang diminta oleh para preman ini kata L memang tak besar, hanya Rp dua ribu saja setiap harinya.
Namun, praktek itu tak dilakukan secara paksa.
"Kadang kalo satu orang cuma dua ribu per hari. Tapi juga kadang dia (pelaku Pungli) ngeliat kondisi. Kalau lagi ujan ya, posisinya sepi, ya udah (dibiarin)," ungkapnya.
Biaya yang diminta kata L diperuntukkan untuk kebersihan dan keamanan.
"Itu kan kadang sama sampah. Jadi bersih juga," imbuhnya.
Namun, untuk biaya bulanan L mengaku tak mengetahui karena dirinya hanya bekerja saja.
"Kalau itu bos mungkin ya. Kalau saya kan kerja. Saya cuma kerja. Itu (Rp2 ribu) kayanya, pokoknya sampah udah kita taroh sini aja. Ntar pagi tau-tau bersih," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh pedagang lainnya berinisial CL, pungutan itu biasanya diminta setiap pukul 18.00 WIB.
"Parkir preman-preman sini kalau hari biasa 2 ribu kalau malam Minggu 5 ribu," katanya.
Dia mengatakan biaya tersebut diberikan untuk kemanan.
Namun, dirinya tak merasakan timbal balik dari pungutan tersebut.
"Uang keamanan masuk juga buat pribadi juga iya. Dari pungutan itu ada feedback atau fasilitas yang didapatkan dari mereka. Enggak ada ngaruhnya," katanya.
CL mengatakan biaya sewa untuk berjualan di wisata kuliner pasar lama mencapai Rp6 Juta.
Lihat juga video “Bupati Zaki Tinjau Banjir di Pakuhaji dan Kosambi”. (youtube/poskota tv)
"Ya kalau buat dagang awal kaya beli lapak, itu macem macem, ada yang Rp3 juta, ada yang enam juta," ungkapnya.
Kata dia, uang tersebut dipungut oleh oknum orang yang biasa meminta kepada pedagang.
Namun demikian, uang tersebut disinyalir untuk uang kebersihan dan keamanan.
"Ya hariannya mah beda. Tapi emang buat kebersihan sama keamanan," tukasnya. (muhammad iqbal)