ADVERTISEMENT
Jumat, 21 Januari 2022 18:44 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Vaksin berbasis protein berisi protein yang sangat kecil dan mirip spike protein COVID-19. Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam vaksin dan reaksinya jauh lebih cepat karena tidak harus memproduksi protein itu sendiri. Protein diantarkan dalam vaksin.
Vaksin Novavax tidak berisikan virus corona yang telah mati. Sebagai gantinya, para pengembang menggunakan nanoteknologi rekombinan untuk menghasilkan partikel terkecil yang menyerupai spike protein SARS-CoV-2.
Para pengembang menggunakan sel serangga untuk menciptakan nanopartikel yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh sebagai virus, partikel mirip virus meskipun itu bukan virus, dan kemudian bereaksi sesuai dengan itu.
Nanopartikel tersebut tidak membawa DNA virus dan karenanya menghasilkan lebih sedikit efek samping pada tubuh manusia. Namun, respons imun manusia lebih lemah.
Penambahan Adjuvant
Para pengembang menambahkan apa yang disebut adjuvant pada vaksin-vaksin ini untuk memperkuat respons imun.
Bahan pembantunya dalam vaksin Novavax adalah saponin yang diekstrak dari Quillaja saponaria atau pohon kulit sabun. Bersama dengan kolesterol dan fosfolipid.
Beberapa kritikus vaksin mengatakan beberapa adjuvant seperti garam aluminium berbahaya.
Namun meta studi sejauh ini gagal menemukan hubungan antara adjuvant tersebut dan efek samping atau alergi yang serius.
Proses Pengembangan Yang Panjang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT