ADVERTISEMENT

WHO: Ada 15 Juta Lebih Kasus Baru COVID-19 Pekan Lalu

Jumat, 14 Januari 2022 16:01 WIB

Share
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Sumber: Reuters)
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (Sumber: Reuters)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Kasus infeksi COVID-19 terbanyak dalam satu minggu dilaporkan dari seluruh dunia pekan lalu. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (12/1/2022).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO menerima laporan lebih dari 15 juta kasus baru COVID-19 dalam minggu itu ketika berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi di Swiss.

Dilansir dari VOA Indonesia, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa semakin banyaknya orang yang dirawat di rumah sakit walaupun jumlah kematian mingguan tetap stabil sejak Oktober tahun lalu.

Peningkatan itu belum mencapai tingkat gelombang virus corona sebelumnya.

Pesannya jelas bahwa vaksinasi global adalah jalan untuk mengakhiri pandemi.

“Kita tidak boleh menyerah pada virus ini terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia belum divaksinasi. Di Afrika, lebih dari 85 persen orang belum menerima satu pun dosis vaksin. Kita tidak bisa mengakhiri fase akut pandemi ini kecuali kalau kita menutup celah itu."

Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyatakan bahwa vaksinasi booster berulang terbukti tidak bisa diandalkan dalam memerangi COVID-19 menurut penelitian dari TAG-CO-VAC, kelompok penasihat teknis tentang komposisi vaksin virus corona.

Dia menguraikan dengan jelas keyakinannya bahwa penularan virus oleh mereka yang tidak divaksinasi dapat menyebabkan skenario yang lebih buruk pada masa depan.

“Vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit yang parah dan kematian. Mereka tidak sepenuhnya mencegah penularan. Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, kematian, lebih banyak orang yang cuti kerja, termasuk guru dan petugas layanan kesehatan, dan lebih berisiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan mematikan daripada Omicron,” katanya.

Omicron menyebar lebih mudah daripada varian lain virus corona. Kini menjadi dominan di banyak negara. ***

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT