MALAYSIA, POSKOTA.CO.ID - Seorang remaja asal Malaysia dinyatakan meninggal dunia setelah menderita serangan jantung.
Penyakit itu secara mendadak dirasakannya saat mengunjungi rumah hantu dengan seorang temannya pada Rabu (1/12/2021) lalu.
Remaja bernama Muhammad Suhairil (16) awalnya sedang berlibur bersama dengan keluarga temannya.
Mereka memutuskan untuk mengunjungi tempat wisata seram bertemakan rumah hantu yang terkenal di Bentong, Pahang, Malaysia.
Melansir dari laman NYPost, kunjungan mereka ke rumah hantu itu membuat seorang anak muda pada akhirnya jatuh dan kehilangan kesadaran.
Muhammad Suhairil tak sadarkan diri setelah sang pemuda "terkejut" oleh salah satu atraksi "hantu".
Dalam video yang tersebar luas di media sosial Facebook, terlihat seorang pengamat mencoba untuk menghidupkan kembali Suhairil yang tubuhnya sudah tidak responsif.
Namun, upaya seorang pengamat itu tidak berhasil. Suhairil kemudian dibawa keluar oleh keluarga dan videografer, lalu mereka segera menghubungi layanan darurat.
Upaya yang sudah dilakukan mereka itu pada akhirnya tidak dapat membantu bocah malang itu, yang meninggal tak lama kemudian.
Polisi setempat mengklasifikasikan insiden itu sebagai kematian mendadak, meskipun otopsi berikutnya mengungkapkan bahwa Suhairil memang sudah memiliki jantung berlubang.
Kondisi tersebut disebut juga dengan penyakit kardiovaskular yang jarang terjadi, tapi tetap berpotensi mematikan.
Bahkan dikatakan masih belum jelas apakah pihak keluarga remaja itu mengetahui penyakitnya atau tidak.
Penyebab pasti kematian masih belum jelas, namun remaja tersebut mungkin menderita komplikasi kardiomiopati Takotsubo yang sering disebut sebagai “sindrom patah hati” .
Dijelaskan bahwa sang pria mengalami otot jantung melemah karena stres emosional atau fisik.
Meskipun biasanya hanya sementara, ketakutan yang tiba-tiba dapat menyebabkan serangan jantung dalam hal ini karena masalah jantung yang mendasari Suhairil.
"Pada orang dengan faktor risiko yang sudah ada sebelumnya atau penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya, Anda ingin mengurangi lingkungan di mana Anda mungkin tiba-tiba stres seperti ini," kata ahli jantung Dr. Mark Estes dari University of Pittsburgh Medical Center kepada Daily Mail.
Sayangnya, sindrom patah hati dilaporkan juga sudah meningkat di seluruh AS karena tingkat stres yang melonjak di tengah pandemi Covid-19. (cr03)