Dirjen Perhubungan Udara Akan Terus Monitoring Aktivitas Gunung Semeru: Status Abu Vulkanik Masih Red Alert!

Senin 06 Des 2021, 13:20 WIB
Gunung Semeru Alami Erupsi Dahsyat (Foto: Istimewa)

Gunung Semeru Alami Erupsi Dahsyat (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Jadwal penerbangan domestik ke daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap sesuai jadwal dan tak mengalami hambatan pasca-erupsi Gunung Semeru.

Abu vulkanik hasil muntahan erupsi Gunung Semeru tidak menimbulkan dampak operasi pesawat.

Beberapa bandara yang dekat dengan pegunungan Semeru adalah Bandara Abdulrachman yang tetap melayani operasional perbangan kedatangan dan keberangrakatan domestik.

“Operasional penerbangan bandara-bandara terdekat (Gunung Semeru) tetap berjalan normal,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto dalam keterangan persnya, Senin (6/12/2021).

Meski demikian DInas Perhubungan Udara tetap memonitor perkembangan dampak erupsi Gunung Semeru.

“Kami akan terus monitoring intensif aktifitas Gunung Semeru serta penyiapan Langkah-langkah contingency sesuai ketentuan,” ujar Novie.

Berdasarkan pantauan ASHTAM VAMR 2176 pada pukul 03:30 UTC tanggal 5 Desember 2031 atau pukul 11:30 WIB terpantau pergerakan abu vulkanik tidak terdeteksi oleh sateli. Sehingga hal tersebut bukan hambatan bagi pesawat di udara kawasan pegunungan Semeru.

Meski demikian Dirjen Perhubungan Udara tetap mewaspadai abu vulkanik.

“Status abu vulkanik masih Red Alert, pergerakan abu vulkanik tidak terdeteksi oleh satelit HIMAWARI-8,” ungkap Novie.

Bandara-bandara yang berada di luar sebaran abu vulkanik tidak berdampak signifikan pada operasional pesawat terbang di bandara.

Berdasarkan pantauan citra satelit dan SIGMET 06 pukul 03:30 UTC menunjukkan tidak terdeteksi adanya sebaran abu vulkanik.

“Hasil Paper Test dari Bandara Udara Abdulrachman Saleh Malang, pukul 08:00 hingga pukul 08:00 di apron tidak teramati abu vulkanik.” Ujar Novie.

Menindaklanjuti dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) Dirjen Perhubungan Udara berkoordinasi dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana PVMBG), Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Penyelenggara Bandar Udara untuk memonitor perkembangan terkini.

AirNav Indonesia terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penerbangan dan bersiaga perkembangan aktivitas erupsi Gunung Semeru yang berpotensi mempengaruhi kegiatan operasional penerbangan.

Diketahui Gunung Berapi Semeru, Jawa Timur mengalami erupsi yang cukup dahsyat pada Sabtu (4/12/2021). 

Warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur sontak saja panik setelah mendengar adanya suara bergemuruh.

Tampak jelas juga dari dalam Gunung Semeru terlihat adanya wedhus gembel atau gumpalan awan panas yang membumbung tinggi ke atas langit. 

Akibat kejadian meletusnya Gunung Semeru, membuat seluruh warga panik hingga berlari menjauhi puncak gunung tersebut.

Hingga kini, menyikapi erupsi Gunung Semeru pihak beberapa instansi pemerintah saat ini sudah berisaga menanggulangi dampak erupsi gunung.

Awan Panas Guguran (APG) di Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021 memiliki karakteristik ancaman khas Gunung Semeru, yakni berupa awan panas yang berasal dari ujung aliran lava pada bagian lereng gunung.

Endapan APG terdiri dari material batuan bersuhu tinggi 800o-900o celcius yang bergerak ke arah lereng tenggara Gunung Semeru sejauh sekitar 4 km dari puncak, atau sekitar 2 km dari ujung aliran lava.

APG memasuki lembah Sungai Kobokan dan berinteraksi dengan air sungai beserta material lama yang terdapat di dalam badan sungai, membentuk aliran lahar sepanjang aliran Sungai Kobokan.

Hingga 5 Desember 2021 pukul 10.00 WIB, aktivitas APG masih terjadi dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif menurun.

Pemantauan tetap dilakukan secara intensif dan menerus untuk antisipasi perubahan potensi ancaman yang signifikan. *(W. AKA)

Berita Terkait

News Update