ORANG paling pusing sekota Surabaya mungkin hanyalah Marijo (48). Sejak istrinya mengidap penyakit saluran kencing, sudah 2 tahun dia wekend dalam urusan ranjang.
Saking pusingnya, Icung (17) ponakan yang sering datang merawat istri kena “piting” sampai berulang kali.
Kesetiaan bisa kalah oleh kehangatan. Meski hidup berumahtangga bersama nyonya sudah melewati waktu 15 tahun, suami bisa saja berkhianat gara-gara urusan selangkangan.
Ibaratnya mobil, bila yang di rumah bannya sedang kempes, ya cari mobil lain yang siap tancap gas. Padahal mobil lain yang ditancap gas itu sama sekali bukan haknya.
Rumah tangga Marijo-Partini (40) sebetulnya selama ini aman damai saja. Apa lagi dua anak telah lahir sebagai hasir kerja sama nirlaba selama belasan tahun.
Meski hidupnya pas-pasan saja karena profesinya hanyalah sopir, suami istri ini menjalani hidup tanpa mengeluh. “Nggak ada uang ya makan pakai garam,” begitu katanya.
Soal kebutuhan perut dia terima apa adanya dan apa kemampuuannya. Tapi soal urusan yang di bawah perut, hal inilah yang bikin Marijo pusing tujuh keliling.
Sebab sejak Partini mengidap penyakit gangguan di saluran kencing, dia menyatakan cuti panjang tanpa batas.
Gara-gara penyakit tersebut, sudah berbulan-bulan “senapan”-nya nganggur tanpa aktivitas yang siginifikan.
Ndilalah kersaning Allah, sejak setahun lalu Ny. Partini terkena penyakit inveksi saluran kencing.
Sejak itulah Partini cuti panjang dalam hal melayani hasrat suami. Kalau jalan rusak, ada jalan alternatif, Lha kalau yang rusak jalan bayi, bisa mlipir-mlipir ke mana? Pusing kan jadinya?
Istri pernah menyarankan, agar Marijo menikah lagi saja, Partini rela dan nggak papa.
Menikah sih pengin banget, tapi biayanya dari Hongkong? Wong buat ngisi perut saja sungsang sumbel, kok mikirin jaminan yang di bawah perut. Wal hasil selama berbulan-bulan Marijo harus berpuasa.
Sebagai pelampiasan dia jadi demen muter film BF dari internet. Padahal cara ini justru semakin menyiksa jiwanya, karena hasrat menjadi semakin menyala-nyala.
Sejak beberapa bulan lalu ada ponakan Marijo yang ditugaskan keluarganya untuk bantu-bantu mengurus istrnya.
Nah, mas sopir ini jadi terilhami untuk memanfaatkannya, sambil menyelam minum air. Sambil merawat bibinya, apa salahnya Icung merawat hasrat sang paman. “Lumayan Bleh, ketimbang kawin lagi perlu biaya banyak.” Kata setan menyemangati.
Awalnya Icung menolak ajakan sang paman, tapi karena dirayu-rayu terus akhirnya dia pasrah saja. Selesai berbuat lalu diberi tip Rp20.000,- dengan catatan tidak cerita ke mana-mana.
Tapi itu hanya sementara bagi Icung untuk menempati kesepakatan gila. Ketika ada peluang, dia cerita pada orangtuanya tentang kelakuan suami Partini ini.
Tak ayal lagi dilaporkan ke polisi dan Marijo ditangkap. “Saya terlalu lama pusing, sehingga ponakan sendiri saya “pithing”....” katanya jujur.
Habis dipithing lalu dibanting? Rupamuk! (gts)