Lempar Batu Sembunyi Tangan

Senin 22 Nov 2021, 09:30 WIB
Lempar Batu Sembunyi Tangan. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil/Ucha)

Lempar Batu Sembunyi Tangan. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil/Ucha)

“KAKEK apa peribahasa lempar batu sembunyi tangan?” kata sang cucu kepada kakeknya.

Kakek “Kenapa kamu tiba – tiba tanyak seperti itu?” kata kakek balik bertanya.

Cucu: “Tadi pulang sekolah, saya dan teman – teman melempar mangga di pinggir jalan. Eh.. ketahuan yang punya kek, lantas kami ditegur.”

Kakek : "Terus gimana?”

Cucu : “ Yah kami minta maaf. Kemudian kami ditawari. Kalau mau, metik sendiri.  Kami yang saat itu masih menyembunyikan batu di tangan, dinasihati kek. Jangan lempar batu sembunyi tangan. “

Kakek: “ Oh gitu ceritanya”

Kemudian kakek pun menjelaskan. Lempar batu sembunyi tangan itu sebuah peribahasa cucuku. Itu nasihat kepada kita semua untuk menjadi orang yang bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah dilakukan. Baik kecil maupun besar. Disengaja maupun tidak disengaja, setiap perbuatan yang telah dilakukan harus dipertanggungjawabkan.

Kamu cucuku, saat ketahuan sedang melempar mangga dengan batu, lantas kamu menyembunyikan batu dengan tanganmu di belakang badan agar tidak ketahuan kan?.

Cucu: “Betul kek, saya takut”

Kakek menjelaskan. Nah itu pertanda kamu ingin menyembunyikan perbuatan agar tidak ketahuan. Padahal, kamu masih memegang batu di tangan sebagai bukti kamu telah melempar mangga.

Peribahasa “Lempar batu sembunyi tangan” itu artinya telah melakukan sesuatu perbuatan (kegiatan dan sebagainya), tetapi kemudian berdiam diri, seolah – olah tidak tahu. Menyembunyikan perbuatannya. Akhirnya bisa jadi yang menjadi korban orang lain, orang yang tidak tahu menahu kena getahnya.

Itu perbuatan pengecut, bukan tampilan seorang ksatria. Kakek dan nenek moyangmu selalu mengajarkan untuk menjadi orang yang bertanggung jawab. Bukan malah lari dari tanggung jawab.

Hendaknya setiap orang harus berani menghadapi segala risiko atas segala ucapannya, perbuatannya. Jangan karena tidak ketahuan, diam saja, pura – pura tidak tahu, apalagi sampai menuduh orang lain.

“Ojo angon ulat ngumbar tangan”  yang artinya jangan mencari kesempatan untuk berbuat jahat, tidak baik kepada orang lain. Justru sebaiknya kita semua hendaknya mencegah perbuatan tidak baik, perbuatan yang merugikan orang lain.

Melempar mangga dengan batu, itu akan menimbulkan banyak kerugian. Sudah pohonnya rusak, jika tidak kena mangga, bisa kena genteng atau kepala orang.

Jangan pula kamu cucuku “Nabok nyilih tangan” – melakukan perbuatan buruk (jahat), tetapi melalui (menggunakan) orang lain. Ini juga tidak ksatria. Ingin menyakiti orang lain, tetapi tidak berani melakukannya sendiri. Banyak alasannya, ingin orang lain menderita, tetapi orang beranggapan bukan dia penyebabnya.

Tak ubahnya ingin “cuci tangan”.

“Nah, kalau bertepuk sebelah tangan, artinya apa kek” tanya sang cucu.

Kakek :” Tidak disambut baik oleh kedua belah pihak, tetapi hanya datang dari sebelah pihak”

Cucu: “Oh iya, kakek dulu pernah bilang cintanya bertepuk sebelah tangan ya...”

Kakek : "Itu masa lalu cucuku”

Yang sekarang dibutuhkan, lebih – lebih di era pandemi ini, mari kita “Cepat kaki ringan tangan” alias suka menolong. (Jokles)

Berita Terkait

Guru, Muridku Dong jadi Orang Hebat

Kamis 25 Nov 2021, 06:30 WIB
undefined

Masa Sih... Punya Hobi Korupsi

Sabtu 27 Nov 2021, 06:47 WIB
undefined
News Update