ADVERTISEMENT

Ditinggal Kerja di Kaltim, Istri di NTT Dua Kali Hamil!

Senin, 22 November 2021 07:30 WIB

Share
Ditinggal Kerja di Kaltim, Istri di NTT Dua Kali Hamil. (Kartunis/Poskota.co.id/Nah Ini Dia/Ucha)
Ditinggal Kerja di Kaltim, Istri di NTT Dua Kali Hamil. (Kartunis/Poskota.co.id/Nah Ini Dia/Ucha)

ORANG paling sabar di NTT mungkin hanya Domingus, 42. Bagaimana tidak? Ditinggal kerja di Kalbar selama 6 tahun istrinya si Meta, 36, hamil 2 kali. Yang pertama dimaafkan, eh....lha kok nambah lagi. Akhirnya Domingus lapor polisi, dan 2 lelaki masing-masing Pedrus, 30, dan Martinus, 32, diperiksa polisi.

Kata orang, punya bini cantik sering ditinggal pergi itu rasanya seperti ninggal bayi di pinggir dipan. Tak pernah tenang. Maklumlah, di era digital seperti sekarang, peluang diganggu orang lewat medsos besar sekali. Sudah ribuan kasus mesum dibongkar, gara-gara jalinan asmara lewat medsos. Jika berujung cerai masih mending, banyak pula yang cerai nyawa dari badan, gara-gara bawa lari bini orang.

Yang terjadi di NTT ini agak beda, bukannya dibawa lari, tapi “di makan di tempat”, karena pelakunya juga Pedrus dan Martinus masih tetangga sendiri. Tentu saja Domingus sebagai suaminya marah besar. Ini istri kok tidak tahu berterima kasih, ya? Sekali dimaafkan kok nambah lagi. Domingus juga nggak enak dengan tetangga. Sebab selalu dipertanyakan, istri di NTT suami di Kalbar, istri kok hamil melulu, memangnya ada begituan lewat remot?

Kisah ini bermula dari kemiskinan keluarga Domingus yang mencekik. Kerja apa saja di Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, tak mampu memperbaiki ekonomi. Akhirnya Domingus merantau ke lain daerah, bukan ke Surabaya atau Jakarta, tapi langsung di Pontianak, Kalbar. Resikonya, Domingus jarang pulang, paling setahun sekali. Sebab ongkos pesawar NTT-Kalbar juga tidak murah.

Meski tiap bulan Domingus kirim duit ke istrinya di Rote Ndao, bukan jaminan Meta jadi bahagia sejahtera. Sebab kebutuhan mendasar seorang istri jadi terabaikan. Analoginya mudah saja, orang yang suka merokok. Sehari dua hari bisalah menghentikan aktivitas rokok, tapi kalau sampai berbulan-bulan bahkan tahnan, perut bisa melintir. Apa lagi yang di bawah perut!

Meta istri Domingus ini memang cantik di kelasnya, ibarat mobil banyak yang ingin memiliki. Kalau boleh, ngrental juga mau. Maka setahun setelah keberangkatannya, Meta mulai didekati Pedrus, lelaki celamitan di dekat rumahnya alias bertetangga. Dia memang yakin betul bahwa lama ditinggal suami pastilah kesepian sekali. “Dan sebagai tetangga yang baik siap memberikan BLT,” kata Pedrus.

Prediksi tersebut tidak meleset. Dikunjungi sekali dua kali Ny. Meta langsung nyamber bagaikan api dekat bensin. Maka rasa rindu pada suami ditumpahkan pada lelaki tetangga. Beberapa kali divaksin non Astrazaneca dan Pfizer, perut Meta langsung membengkak. Ketika melahirkan beberapa bulan berikutnya, dengan pedenya Meta melapor pada suami. “Saya sudah punya anak, anaknya cakep seperti bapaknya.” Kata Meta dalam WA-nya.

Bapak yang mana? Orang Domingus sudah lebih dari 2 tahun tidak pulang. Dengan penuh rasa penasaran Domingus pulang ke kampungnya. Meta mengaku terus terang dengan siapa mitra tandingnya. Meski hatinya kecewa dan sakit bagaikan luka di atas luka, Domingus memaafkannya. Artinya, bayi itu diurus akte kelahirannya dan dimasukkan dalam KK. Setelah itu Domingus kembali ke tempat kerjanya.

Tapi dua tahun kemudian, Meta memberi kabar bahwa sudah hamil lagi untuk kedua  kalinya. Tentu saja Domingus sangat kaget, saham kosong dari mana lagi ini? Dia kembali pulang ke kampung. Tersangkanya masih tetangga juga, yakni Martinus. Habis sudah kesabarannya, sehingga Martinus dan Pedrus aktor intelektualnya dilaporkan ke polisi. “Saya tinggal di Kalbar, istriku kok hamil sampai 2 kali. Memanya nafkah batin suami istri bisa disalurkan secara remot,.” Kata Domingus kesal karena asetnya diacak-acak orang.

Jaman Covid, sama tetangga kok nggak mau jaga jarak. (GTS)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT