Apa Benar Seorang Muslim yang Tidak Salat Dijuluki Kafir? (Tangkapan layar/@YouTube Al Bahjah TV)

NEWS

Apa Benar Seorang Muslim yang Tidak Salat Dijuluki Kafir? Buya Yahya: Memang Ada Riwayat, Tapi...

Jumat 08 Okt 2021, 13:41 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Buya Yahya memberikan jawaban lengkap terkait julukan kafir bagi seorang muslim yang tinggalkan salat.

Buya Yahya memberikan penjelasan tersebut melalui unggahan video di Kanal Youtube Al-Bahjah TV pada (30/7/2018) lalu.

Awalnya pengasuh lembaga pengembangan dak'wah itu menjelaskan terlebih dulu makna syahadat sebelum membahas tentang muslim tidak salat disebut kafir.

"Jadi syahadat itu kapan diucapkan? Untuk orang yang mula-mula kafir asli mau masuk islam yang pertama, yang kedua orang murtad yang jelas-jelas murtad. Tiba-tiba mengakui ada Nabi setelah Nabi Muhammad atau mengatakan Nabi Muhammad bukan Nabi maka itu murtad dan harus bersyahadat lagi," tuturnya.

Selanjutnya, Buya Yahya menyebutkan jika memang ada satu riwayat mengenai orang yang tak mau salat dijuluki kafir, namun hal tersebut jangan disalah pahami mengenai hubungan tidak salat dan kafir.

"Memang disebutkan dalam satu riwayat, ikatan hamba dengan Tuhannya adalah salat. Barang siapa meninggalkan salat adalah telah kafir," ucap Buya Yahya.

Diketahui bahwa salat merupakan kewajiban bagi seorang muslim dan tak boleh untuk ditinggalkan.

Namun Buya Yahya juga menyebut jika seorang muslim tidak dikatakan sebagai kafir jika meninggalkan salat.

"Jika ada orang yang meninggalkan salat, maka dilihat kalau dia masih mengatakan salat itu wajib, maka dia tidak dikatakan sebagai orang kafir, tetap beriman tapi dosa,"kata Buya Yahya dalam penjelasannya.

"Lalu bagaimana jika ada yang meninggalkan salat? Apakah serta merta dia kafir?" kembali Buya Yahya bertanya.

Buya Yahya memastikan orang yang meninggalkan salat tidaklah kafir, kecuali ia menyebut jika salat sudah tidak wajib.

"Maka yang dikatakan kafir, kalau ada yang mengatakan shalat tidak wajib, dia yang murtad, dia yang kafir itu saja," tambahnya dalam penjelasan tersebut.

Buya Yahya juga berpesan agar seseorang tidak serta merta langsgung mengkafirkan orang muslim yang tidak salat.

Pasalnya masih banyak urusan umat yang lebih besar dari pada salat, karena menurut Buya Yahya hidup ini harus seimbang.

"Rajin salat, tapi memutuskan tali persaudaraan, gimana? Maka semuanya harus seimbang," ujarnya.

Di sisi lain, Buya Yahya memberikan penjelasannya tentang bagaimana hukumnya orang kafir memberi bantuan untuk membangun sebuah masjid.

Menurut Buya Yahya, yang diberikan oleh orang beragama lain harus tidak bertentangan dengan syariat Islam dan sesuatu yang haram.

Kemudian umat Islam boleh menerima bantuan dari orang kafir apabila dengan cara yang terhormat dan bukan dengan cara yang direndahkan.

Hal tersebut disampaikannya langsung dalam sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Rabu (18/11/2015) lalu.

“Kalau seandaninya ada orang kafir yang membantu orang fakir di kampung kita lalu diekspos di media sosial, maka itu adalah merendahkan. Tidak boleh kita terima,” kata Buya Yahya.

“Santunan yang diberikan dengan cara seperti itu merendahkan. Apalagi penyerahan dana bantuan kepada masjid, untuk merendahkan masjid. Tapi kalau ada orang di luar Islam pada dasarnya boleh,” sambungnya.

Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon itu menegaskan orang kafir boleh –boleh saja membantu pembangunan masjid.

Akan tetapi sangat tidak dianjurkan apabila orang kafir itu hanya memiliki suatu misi untuk dapat menampakkan Islam itu rendah. (cr09)

 

 

Tags:
Seorang Muslim yang Tidak Salat Dijuluki KafirBuya Yahya ungkapkan hukum muslim yang tak salatOrang yang tak mau salat dijuluki kafirBuya Yahya jabarkan hukum muslim yang tinggalkan salat

Administrator

Reporter

Administrator

Editor