JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Akademisi Rocky Gerung merasa curiga mengapa ada tiga partai besar yang mayoritas menduduki Istana menyuarakan kalau mereka tak setuju apabila dikatakan Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit lagi.
Persoalannya adalah ada hasil survei yang memperlihatkan tiga partai besar yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tak percaya PKI bangkit lagi.
Rocky Gerung mengatakan justru saat ini menjadi masuk akal kalau framing itu sekarang merupakan framing dari pihak Istana yang berhadapan dengan framing publik.
Hal tersebut dikatakan oleh Rocky Gerung di video yang diunggah di kanal YouTube resminya pada Jumat (1/10/2021).
“Ada versi Istana tentang komunisme, ada versi rakyat. Dan rakyat sudah percaya (PKI) sudah bangkit, Istana mesti kita karting lagi itu karena memang partai-partai di brief,” kata Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky mengatakan kalau framing dari Istana itu justru upaya untuk menyembunyikan sebuah kepentingan sejumlah pihak.
PKB, PDIP, dan PSI dianggap Rocky Gerung berada di dalam klaster yang sama jadi mereka menyembunyikan kepepntingan.
“Jadi sekali lagi nih isu komunisme dan Bung Karno itu satu paket, jadi tentu saja PDIP enggak akan bangkit PKI itu karena kepentingan hari ini menunjukkan upaya untuk mengcontain isu PKI ini karena isu PKI ini diedarkan oleh kalangan muslim, kan jadinya gitu latar belakangnya,” tuturnya.
Namun, Mantan Dosen Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan kalau dia harus menafsirkan hal itu di dalam suatu konteks politik dari persaingan-persaingan antara partai yang ada di Istana dengan rakyat yang ingin mengingatkan sejarah.
Menurut Rocky sekarang rakyat berkelompok untuk memberi peringatan kepada bangs aini bahwa ada potensi bangkitnya PKI, terutama adanya faktor kesenjangan.
Rocky mempelajari bahwa komunisme bisa bangkit lagi apabila ada dua hal, yakni pertama adanya disparitas dan kedua kalau terjadi kasak-kusuk di Istana sehingga komunisme menganggap sudah tiba waktunya bangkit lagi.
“Jadi semua ini akan terhubung dan itu pasti akan menimbulkan kesan persaingan di dalam kabinet sendiri dalam upaya untuk melihat kepentingan apa mengajukan Luhut sebagai faktor pembicaraan publik,” imbuh Rocky.
“Ya karena Luhut selalu menganggap China enggak berbahaya, maka dari itu biarkan tenaga asing masuk. Jadi ini akan dilipat-lipat keseluruhan ini lalu kita harus bikin perenungan apa sebenarnya masalah dari bangsaini,” sambungnya. (cr03)