KITA wajib bersyukur, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang menerpa sejumlah negara tetangga, negeri kita aman – aman saja. Perkembangan kasus Covid-19 kian terkendali yang ditandai dengan menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan serta secara berangsur angka kematian menurun.
Data menyebutkan, penambahan kasus positif per tanggal 30 September 2021 sebanyak 1.690, lebih rendah dibandingkan sehari sebelumnya yang dilaporkan 1.954 kasus.
Tingkat kesembuhan atau recovery rate ( RR) secara nasional sebesar 95,62 persen, lebih baik dari RR global yang tercatat 89,94 persen.
Begitu juga positivity rate ( rasio jumlah orang yang diperiksa dengan yang terkonfirmasi) terus menurun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jika hasilnya di atas 5 persen, tingkat penularan tergolong tinggi.
Rata – rata mingguan positivity rate negeri kita sebesar 1,44 persen. Sementara jumlah orang yang diperiksa terus bertambah.
Meski begitu perlu diwaspadai karena tingkat kematian masih tergolong tinggi.
Tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) nasional sebesar 3,36 persen, lebih tinggi dari CFR global yang hanya 2,05 persen.
Ini perlu menjadi perhatian, mengingat jumlah kasus aktif (pasien yang masih dalam perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri) makin berkurang. Data akhir bulan September, jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat sekitar 36 ribu orang.
Artinya, penanganan rumah sakit akan lebih total karena tingkat hunian semakin menurun. Beda, ketika rumah sakit rujukan penuh sesak dengan jumlah pasien Covid di atas 500 ribu orang, pada pertengahan bulan Juli lalu, saat puncak lonjakan kasus.
Di sisi lain, jumlah warga yang sudah divaksin terus bertambah. Hingga akhir bulan September lebih dari 130 juta penduduk telah mendapatkan vaksin, dengan rincian lebih 87 juta dosis pertama dan hampir 50 juta dosis kedua.
Meski ada peningkatan, tetapi pemberian vaksin harus digenjot lagi, mengingat masih jauh dari target, setidaknya 208 juta penduduk yang harus divaksin baik dosis pertama maupun kedua.
Kita tahu, seseorang telah selesai vaksin, jika sudah dua kali menerima vaksin ( dosis pertama dan kedua). Jika baru sekali vaksin maka tanda pada aplikasi PeduliLindungi akan berwarna merah, artinya cukup berisiko bila beraktivitas keluar rumah alias disarankan hendaknya untuk sementara di rumah saja.
Risiko yang didapat, bisa tertular virus corona karena belum memiliki kekebalan tubuh secara penuh. Meski yang sudah dua kali vaksin pun masih saja tertular, tetapi akan beda risiko yang dihadapi, ketimbang yang baru satu kali vaksin, apalagi belum sama sekali.
Melihat data yang barusan tersaji, ditambah lagi realitas di lapangan dengan kian meningkatnya mobilitas penduduk di sejumlah sektor kegiatan yang dilonggarkan, haruskah kita ikut melonggarkan disiplin protokol kesehatan?
Jawabnya tentu saja tidak! Kita perlu bersyukur dengan melandainya kasus, tetapi bukan takabur. Kita perlu secara terus menerus melindungi diri mencegah paparan virus corona, varian Delta dan varian – varian lainnya yang ada di sekeliling kita.
Ada di mana virus tersebut, kita tentu tidak tahu. Karena ketidaktahuan itulah, kita harus mengambil langkah antisipatif. (Jokles)