Bahaya <i>E-Waste </i>bagi Kesehatan Masyarakat

Minggu 19 Sep 2021, 17:48 WIB
Dr. Yenita, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara. (dokumen pribadi)

Dr. Yenita, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara. (dokumen pribadi)

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah elektronik terbesar di dunia dan merupakan tertinggi di Asia Tenggara menurut The Global E-Waste Monitor 2020 dengan total mencapai 1,6 juta ton pertahun dan diperkirakan akan terus meningkat.

Masalah E-Waste semakin kompleks karena kurang mendapatkan perhatian pemerintah, dan masyarakat kurang akan wawasan tentang dampak buruk E-Waste yang dapat merusak lingkungan dan membahayakan manusia di sekitarnya.

Bahaya E-Waste bagi lingkungan dan manusia sangatlah penting untuk dituntaskan bersama. 

Oleh karena itu perlu dilakukan gerakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kepedulian terhadap lingkungan untuk meminimalisir dampak buruk akibat limbah elektronik.

Bagaimanakah cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus membenahi masalah tersebut di Indonesia? Alternatif pemecahan masalah tersebut bisa kita lakukan melalui tiga aksi berikut ini diantaranya:

1. Social Act

Gerakan ini diawali dengan membangun kesadaran masyarakat terlebih dahulu untuk peduli terhadap masalah E-Waste dan mulai aktif untuk melakukan tindakan mengurangi limbah elektronik.

Masyarakat merupakan aspek penting dalam program untuk mengurangi limbah elektronik yang ada.

Namun, masyarakat masih belum teredukasi dengan cukup tentang masalah ini yang sedang kita hadapi.

Oleh karena itu perlu peranan pemerintah dalam memberikan wawasan serta akses kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengolah limbah elektronik secara baik dan benar.

2. Company Act

Setelah mendapatkan dan mengumpulkan barang-barang elektronik tersebut, perusahaan yang berpartisipasi dalam gerakan ini akan melakukan tindakan untuk mengolah limbah elektronik secara lanjut dengan prosedur yang tepat.

Berita Terkait
News Update