BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah masyarakat lintas elemen lakukan aksi protes imbas dari adanya kebijakan PPKM yang berada di wilayah Kota Bekasi, Sabtu 14 Agustu 2021.
Kegiatan tersebut merupakan aksi spontanitas yang kedua, yang dilakukan oleh berbagai lintas elemen yang termasuk diantaranya, para pengusaha cafe, pedagang kaki lima dan UMKM yang berada disekitar.
Pantauan dari Poskota.co.id di lokasi yang berada di depan Kedai Lokl, jalan taman Aster, Jaka setia, Galaxy Bekasi, Kota Bekasi. Para peserta aksi tersebut mengibarkan bendera putih dan membuat tulisan mengenai dampak PPKM.
Selain itu, aksi tersebut dihibur oleh band Kyander, agar peserta aksi tidak bosan dan terkesan anarki. Ada hal unik dari musisi tersebut, mereka menggunakan pakaian APD sambil bermain musik.
Koordinator aksi, Dave (34) yang juga salah satu pemilik kedai Lokal, menuturkan bahwa, aksi tersebut merupakan wujud aspirasi para penggiat UMKM untuk menyuarakan sikap kebijakan PPKM.
"Kami penggiat UMKM sudah lelah dengan segala macam regulasi mengenai peraturan PPKM ini, supaya pemerintah dapat memerhatikan serta memberi solusi bagi para pelaku UMKM," tegas Dave
Lanjut Dave, aksi protes kedua tersebut sudah ia siapkan sejak pemerintahan kembali menambah masa kebijakan PPKM hingga 16 Agustus 2021.
sebelumnya aksi pertama sudah dilaksanakan pada 24 Juli 2021 lalu, adapun Dave dan penggiat lainnya sangat lelah terhadap regulasi yang diberikan oleh pemerintah.
"Sudah kami siapkan sejak seminggu lalu, sejak pemerintah mengumumkan kembali perpanjangan PPKM," tambah Dave.
Kedai Lokl yang ia kelola saat ini turut berimbas dengan omset turun sebanyak hampir 40 hingga 50 persen.
"Awal pas buka, kami bisa target 60 hingga 80 cup sehari, sekarang tiga bulan terakhir, dapat 30 cup udah bersyukur banget," keluh Dave
"Tadi jug dibantu oleh Kyander musik supaya aksi kita tidak monoton, mereka pakai APD itu sebagai ilustrasi, apakah musisi perlu pakai APD nih untuk cari uang," ungkap Dave
Selain Dave, Hal senada juga dikeluhkan oleh Aab (41), sebagai pedagang cilok. Aab mengemukakan bahwa dirinya ikut aksi tersebut guna dapat menyuarakan aspirasi nya karena, hasil jualan cilok miliknya sangat turun imbas dari PPKM.
"Omset saya turun 50 persen akibat PPKM, gimana mau jualan tapi orangnya gak pada ada, dirumah terus, saya keliling juga sama aja hasilnya," keluh Aab
Rizki merupakan penjual cilok asal Bandung yang telah lima tahun sudah tinggal di Bekasi. Sudah tiga bulan dirumahkan oleh pemilik gerobak cilok.
"Saya dirumahkan sudah tiga bulan bersama tiga orang lainnya sesama penjual cilok, selama pandemi Covid-19 saya juga gak pernah dapat bantuan sosial dari pemerintah," ujar Aab
Kegiatan aksi protes secara teatrikal tersebut berjalan kondusif, Adapaun sang koordinator aksi Dev, bahkan menginisiasi dengan membagikan satu cup es teh bagi para ojek online.
"Iya kami bantu juga lainnya seperti Ojol itu, semampu kami, degan kami bagikan puluhan cup es teh, karena bagi kita, mereka juga merasakan imbas dari kebijakan PPKM ini," tutup Dev
Harapan Dave yang sudah membuka kedai bersama kakaknya sejak awal tahun lalu, untuk para penggiat UMKM baik, kedai cafe, pedagang kecil serta seniman tetap bersemangat dengan kondisi disaat seperti ini.
"Kami sudah berusaha mengikuti regulasi pemerintah atas kebijakan PPKM, semoga pemerintah mendengar, dan untuk penggiat tetap bersemangat dan pandemi segera berlalu,' tutup Dave
Aksi protes tersebut dilakukan cukup singkat, yaitu hanya berlangsung satu jam, sejak pukul 16.30 hingga 17.30 sore. (ihsan fahmi)