TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Pedagang warteg di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan resah terhadap orang yang mengaku karang taruna.
Pasalnya, orang tersebut meminta uang ke pedagang sebagai sumbangan untuk acara perlombaan 17 Agustus-an.
Seorang pedagang warteg kharisma bahari, Septi mengatakan, ada dua orang yang terdiri dari wanita dan pria datang ke tempat usahanya, pada Minggu (1/8/2021) malam.
Diceritakannya, dua orang tersebut datang mengaku sebagai karang taruna wilayah Pisangan untuk meminta sumbangan.
Ironisnya, dua orang itu memaksa dengan mematok harga yang harus diberikan oleh pedagang senilai Rp 35 ribu.
"Kejadiannya jam 7 malam mereka datang ke sini. Mereka naik motor, cuma motornya berhenti di Aura Parfum sebelah usaha saya," ujar Septi ditemui Poskota di Ciputat Tangerang Selatan, Selasa (3/8).
Kemudian, Septi menyebut, hanya wanita yang masuk ke dalam warteg untuk meminta sumbangan. Sedangkan, kata dia, yang pria hanya menunggu di depan warteg.
"Wanita itu berpakaian kayak pria. Dia langsung minta sumbangan dari karang taruna RT 1 RW 1. Padahal, di sini RT 2 RW 8. Dari situ tidak diberikan," ungkap wanita berusia 32 tahun itu.
"Wanita itu sempat maksa-maksa karena katanya buat acara 17 Agustus. Tapi kita tidak berikan karena saya yakin itu cuma modus. Enggak lama mereka akhirnya pergi," lanjutnya.
Septi mengaku, peristiwa orang mengaku atas nama karang taruna dengan meminta sumbangan juga pernah terjadi tahun 2020 lalu.
Dia menyebut, kejadiannya juga di waktu yang sama yakni menjelang perayaan 17 Agustus. Namun, saat itu Septi memberikan uang yang diminta mereka.
"Tahun lalu itu 2020 juga sama minta sumbangan untuk 17 Agustus senilai Rp 35 ribu. Mereka juga sudah sediakan kuitansi. Nah, tahun lalu itu saya masih percaya dan saya berikan uangnya," tuturnya.
Setelah diberikan uang Rp 35 ribu, Septi menuturkan mendapat kuitansi dari para pelaku. Merasa curiga, dia menanyakan kepada pihak RT setempat.
"Tahun lalu dua orang juga, cuma cewe-cewe. Tapi waktu itu saya tidak ada CCTV, setelah saya kasih uangnya dan saya tanya ke RT. Ternyata tidak ada kegiatan 17-an karena awal pandemi Covid-19," sebutnya.
Septi mengaku sempat kesal karena merasa ditipu oleh pelaku. Sejak saat itu, kata dia, usahanya dipasangkan kamera CCTV.
"Duitnya enggak seberapa ya. Cuma caranya itu. Sekarang makanya saya pasang CCTV, dan kemarin datang lagi mereka berhasil terekam," tandasnya.
Septi menambahkan, pihaknya belum berencana untuk melaporkan peristiwa itu ke polisi. Dia menyerahkan saja persoalan ke keamanan setempat.(kontributor Tangerang/Ridsha Vimanda Nasution)