JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rangkaian ibadah haji dimulai. Ibadah haji tahun ini hanya diikuti puluhan ribu jemaah darai Arab Saudi dan dari luar yang sudah divaksin.
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan kewajiban sekali seumur hidup bagi semua umat Islam yang mampu untuk melakukan.
Pada tahun-tahun sebelum pandemi, sekitar 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia berbondong-bondong ke tanah suci bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah haji.
Tetapi karena pembatasan terkait virus corona pada ibadah dengan massa besar ini, tidak ada jemaah asing yang diizinkan untuk melakukan haji lagi tahun ini.
Baca Juga:
Sudah Negatif Covid-19, Indy Barends Ucap Terima Kasih Bisa Istrirahat Karena Isoman
Hanya 60.000 warga Saudi yang divaksinasi dan penduduk berusia antara 18 dan 65 tahun yang diizinkan mendaftar untuk ziarah tahunan. Tahun sebelumnya, hingga 10.000 warga dan penduduk Saudi diizinkan untuk melakukan haji.
“Saya merasa sangat beruntung dan benar-benar diberkati berada di antara sedikit orang yang akan menunaikan haji tahun ini,” kata Amina kepada Al Jazeera.
Warga Saudi berusia 50 tahun itu mengatakan dia pergi haji dengan sekelompok wanita lain, setelah Arab Saudi mengizinkan wanita untuk mendaftar haji tanpa wali laki-laki untuk pertama kalinya.
Baca Juga:
Puluhan Hewan Ternak di Lebak Ditemukan Sakit, Tidak Layak Untuk Kurban
Terlepas dari pembatasan jumlah jemaah, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengatakan lebih dari 450.000 orang di kerajaan itu mengirim aplikasi dalam waktu 24 jam sejak pembukaan platform pendaftaran bulan lalu.
Prioritas diberikan kepada orang-orang yang tidak melakukan haji dalam lima tahun terakhir, dan mereka yang berusia di atas 50 tahun yang belum pernah haji.
Seif, seorang warga Saudi berusia 40 tahun, berencana menunaikan ibadah haji tahun ini, tetapi paket yang tersedia tidak terjangkau.
Baca Juga:
Aktivisi Ini Laporkan Pelanggaran PPKM Darurat, Minta Gubernur Anies Tidak Pandang Bulu
“Enam tahun lalu, saya membayar 3.000 riyal [$800, setara Rp11.800.000,-] untuk paket yang sama yang saya harapkan untuk membayar 20.000 riyal [$5.300, setara Rp76 juta, kurs Rp14.492 per dolar AS] untuk tahun ini,” kata Seif kepada Al Jazeera. “Saya memutuskan untuk tidak melamar.”
Meskipun Seif mengatakan dia menghargai bahwa pihak berwenang menaikkan harga karena peraturan kesehatan dan keselamatan tambahan dan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menahan penyebaran pandemi, dia merasa harganya terlalu tinggi.
“Ibadah haji hanya untuk orang kaya tahun ini,” kata Seif, yang juga mengkritik pembatasan jumlah orang yang diizinkan untuk hadir.
Baca Juga:
“Mereka seharusnya mengizinkan setidaknya dua kali lipat jumlah orang. Ruang di mana ziarah dilakukan sangat besar. Saya pikir itu dapat menampung lebih banyak orang dengan aman, ”katanya.
'Pengalaman mewah'
Seperti Saif, Ibrahim membatalkan rencana haji bersama istrinya tahun ini karena harga paket yang mahal. Meski begitu, dia berharap bisa hadir.
“Tempat yang biasanya menyambut jutaan hanya akan akan dihadiri beberapa ribu orang saja,” kata Ibrahim kepada Al Jazeera. “Jika saya punya uang, saya pasti akan pergi haji tahun ini akan mudah, teratur, dan pengalaman yang mewah.”
Baca Juga:
Unik, Ini Dia, Iron Man dan Spider Man yang Beraksi Saat Giat Jumat Berkah Kemarin, Siapa Mereka?
Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi Hani Jokhdar mengatakan pada pengarahan WHO bulan lalu bahwa keputusan untuk membatasi partisipasi adalah untuk “kebaikan yang lebih besar” karena mereka “tidak ingin haji tahun ini berubah menjadi hotspot infeksi”. (*)