Mulai Tahun Ini, Kemenag Menerapkan Pendaftaran Haji Secara Online, Aplikasinya Diluncurkan Menag Yaqut

Kamis 17 Mar 2022, 17:29 WIB
Kemenag angkat bicara tuduhan Menteri Agama bandingkan soal suara azan dengan gonggongan anjing, 'Gus Yaqut hanya mengatur bukan melarang'. (Foto/ig@gusyaqut)

Kemenag angkat bicara tuduhan Menteri Agama bandingkan soal suara azan dengan gonggongan anjing, 'Gus Yaqut hanya mengatur bukan melarang'. (Foto/ig@gusyaqut)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mulai tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) menerapkan pendaftaran haji secara online, melalui aplikasi mobile HajiPintar. Aplikasinya diluncurkan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Peluncuran aplikasi ini dilakukan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersamaan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Penyelenggaraan Haji dan Umrah 2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (17/3/2022).

"Dengan aplikasi ini, calon jemaah kini dapat mendaftar haji secara online," terang Gus Yaqut panggilan akrab menteri agama.

Gus Yaqut menambahkan pada momentum merasa bersyukur dan mengapresiasi, bisa me-launching pendaftaran haji secara elektronik.

"Cukup dengan menggunakan aplikasi mobile HajiPintar, jemaah dapat mendaftar haji," kata Menag bersama Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief. 

"Saat mendaftar, jemaah tidak harus datang ke Kantor Kemenag Kab/Kota. Bukti pendaftaran hajinya dikirimkan dalam bentuk elektronik dengan tanda tangan elektronik pula," sambung Menag. 

Dengan sistem ini, kata Menag, warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri pun bisa mendaftar haji. Prosesnya sederhana, cepat, murah, dan mudah.

 "Inovasi ini digagas semenjak Prof. Nizar Ali menjabat Dirjen Haji dan kini diwujudkan oleh Prof. Hilman Latif," jelas Menag. 

Tidak berpuas sampai di aplikasi mobile HajiPintar, Menag meminta kepada jajaran Ditjen PHU untuk terus berinovasi dengan perkembangan teknologi. Salah satu yang diusulkan Menag adalah pelaksanaan pembelajaran manasik haji di tanah air dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. 

"Layanan haji ke depan harus lebih modern. Pelayanan sebelum dan pascapandemi tentu tidak bisa kita samakan dengan pelayanan di masa mendatang. Apa yang kita launching hari ini adalah bagian dari transformasi digital. Kita harus beradaptasi dengan teknologi," kata Menag. 

Misalnya, lanjut Menag, pembelajaran manasik di tanah air yang dilaksanakan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.

Berita Terkait

News Update