KASUS positif terus menurun, begitu pun kenaikan angka kesembuhan terus meningkat. Ini prestasi yang patut disyukuri kita bersama. Dengan tren demikian diharapkan pandemi dapat sirna dari negeri kita ini, akhir tahun ini.
Ini semua dapat terealisir, jika semua pihak, segenap elemen bangsa, seluruh komponen bersatu padu, satunya kata perbuatan mematuhi segala aturan main terkait upaya memutus mata rantai penularan Covid-19.
Jika salah satu pihak hanya berkomitmen tinggi tanpa disertai bukti berupa aksi nyata mencegah penularan, tentu akan menjadi kendala tersendiri dalam penanganan pandemi.
Semua memang punya kepentingan, perlu aktivitas, harus bergerak mencari nafkah. Harus ada mobilitas agar ada dinamika, muncul kreasi dan inovasi.
Tetapi yang harus diantisipasi, bagaimana mobilitas boleh tinggi, tetapi penularan tidak terjadi. Itu idealnya, termasuk mudik lebaran yang membangun pergerakan masyarakat menebarkan uangnya di sejumlah daerah untuk pemerataan perekonomian terealisasi, tetapi tanpa menyisakan masalah. Tanpa menambah angka positif Covid.
Aturan main terkait teknis larangan mudik lebaran menyangkut pengelolaan angkutan umum darat, laut dan udara hingga hari ini masih dalam kajian dan bahasan.
Kita berasumsi, larangan mudik lebaran berlaku untuk semua, meski ada kekeculian, tetapi prosesnya lebih repot. Setidaknya perlu adanya surat jalan dari institusi berwenang. Dari kelurahan bagi pekerja sektor informal.
Ketimbang repot ngurus surat, belum lagi adanya hambatan di jalan karena sejumlah razia bakal digelar oleh petugas gabungan dari TNI, Polri, Dishub, Satpol PP dan pihak terkait lainnya, lebih baik untuk sementara tidak mudik di tanggal larangan mudik ( 6- 17 Mei 2021).
Lantas kapan mudiknya? Jawabnya atur jadwal sesuai kebutuhan keluarga. Lebih baik cari waktu yang lengang, di saat tidak banyak orang bepergian ke luar kota.
Dengan cara ini mobilitas penduduk tidak akan menumpuk, tetapi menyebar ke semua waktu dan tempat yang berbeda. Boleh jadi dengan cara demikian, dapat mengurangi risiko sekecil mungkin terjadinya penularan virus corona.
Bukankah lebih nyaman perjalanan tanpa gangguan, tanpa hambatan dan tidak menyisakan masalah di kemudian hari. Tidak menimbulkan masalah kepada keluarga yang didatangi, dan tidak mendatangkan risiko bagi diri sendiri.
Kita perlu juga memahami perkembangan kasus positif Covid terus berubah. Meski menurun, tetapi persebaran penularan selalu berubah, naik turun pada sejumlah daerah. Pada Selasa (30/3/2021) lalu jumlah kasus positif bertambah sebanyak 4.682 orang.
Satgas mengungkapkan, Jawa Barat tertinggi dalam penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 911 orang. Kemudian Provinsi Jawa Tengah bertambah 649 orang, DKI Jakarta 384 orang, Banten bertambah sebanyak 319 orang. (jokles).