VIRUS varian baru mutasi dari Jepang dideteksi sudah masuk negara kita. Maka, kita perlu menambah kewaspadaan.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan masih terus melakukan pelacakan satu kasus varian baru yang disebut E484K.
Varian ini sebelumnya ada di Inggris dan Brasil. Belakangan ditemukan di Jepang 10 kasus. Kini telah masuk Indonesia, terdeteksi satu kasus.
Diketahui juga virus baru lebih cepat menular ketimbang sebelumnya, yakni Covid-19 dan B117 mutasi dari Inggris.
Masuknya virus baru ini tentu akan menambah tingkat kesulitan dalam penanganan pandemi.
Dengan mulai bermunculannya mutasi corona di Indonesia, pemerintah harus menggalakkan upaya pencegahan. Upaya pencegahan tak sebatas imbauan, tetapi jika diperlukan menggunakan upaya paksa melalui sebuah sanksi yang mengikat.
Ini akan efektif, jika masing – masing pemda mengeluarkan kebijakan melalui Perda atau Pergub.
Ini sejalan dengan saran para ahli bahwa ketika ditemukan mutasi, penanganan pandemi yang baik tidak bisa hanya didorong pada lokasi mutasi ditemukan, tapi merata di seluruh daerah.
Meski vaksinasi sudah dilakukan sejak pertengahan Januari lalu, tetapi jumlahnya masih terbatas. Masih sembilan bulan lagi vaksinasi dilaksanakan untuk membentuk kekebalan kelompok masyarakat Indonesia.
Saat ini sudah diberikan kepada petugas dan warga masyarakat yang rentan terkena virus seperti tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, masyarakat yang memiliki potensi tertular karena tugas dan profesinya. Juga kalangan lansia.
Karenanya, protokol kesehatan jangan sampai terabaikan ketika melakukan aktivitas di mana pun,lebih – lebih bagi mereka yang karena tugasnya harus selalu berinteraksi dengan orang lain.
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyarankan beberapa aktivitas yang perlu dihindari, jika tidak sangat mendesak.
Pertama, hindari pertemuan di ruang tertutup rapat tanpa ventilasi, tanpa sirkulasi udara.
Kedua, hindari ruang yang dihuni, dihadiri atau dikunjungi banyak orang.
Ketiga, hindari tempat keramaian, di mana banyak orang bersuara keras, bernafas berat atau bernyanyi. (jokles)