Ilustrasi Nah Ini Dia, Minggu (28/03/2021), 'Pamong Harusnya Mengayomi Bayan Desa Justru Mengeloni'. (ucha)

Nah Ini Dia

Pamong Harusnya Mengayomi Bayan Desa Justru Mengeloni

Minggu 28 Mar 2021, 07:45 WIB

SEBAGAI pamong desa, Marto Kocluk (48), benar-benar melanggar sumpah jabatan. Jadi pembantu Pak Kades, dia harusnya mengayomi warga. Tapi Marto Kocluk justru mengeloni dua warganya, yang ditinggal suami ke Jakarta. Ketika salah satu wanita itu kadung hamil 5 bulan, suami pun lapor polisi.

            Pamong desa di era reformasi ini harus lebih kreatip membantu kelancaran program Pak Kades. Lebih-lebih sejak tahun 2015 pemerintah mengucurkan Dana Desa setiap tahun dengan jumlah Rp 750 juta hingga Rp 1 miliar. Pamong desa harus juga punya ide-ide briliyan, sehingga Pak  Kades mengeksekusi program kerjanya secara tepat guna. Jika pamongnya kreatip dan produktip, niscaya akan dipakai Pak Kades lagi di periode berikutnya.

            Marto Kocluk adalah pamong desa di wilayah Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen (Jateng). Jabatannya sebagai Bayan, di mana tugasnya untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Jika ada kegiatan ataupun hal yang lain yang bersifat publik, bayan adalah sebagai penyebar informasi yang jelas dari kepala desa untuk kepala RT dan RW dan selanjutnya disebarluaskan ke masyarakat.

             Sebagai Bayan si Marto Kocluk ini memang sangat kreatip. Tapi bukan soal sosialisasi program Pak Kades, melainkan kreatip dalam hal memanfaatkan peluang, ketika bini warga lama ditinggal suami ke luar kota! Kata Marto Kocluk, ketimbang “aset” itu lama tak didayagunakan, dia mencoba memanfaatkan seoptimal mungkin. Yang penting sama-sama ridla, maksudnya ridla antara Pak Bayan dan bini warganya tersebut.

            Sebagai bayan desa, Marto Kocluk memang paling dekat dengan rakyat. Sebab hampir setiap minggu dia keliling desa ketemu warga. Dari sini dia jadi tahu bahwa misalnya, Ny. Ngatimi, 30, lama ditinggal suami bekerja di Jakarta. Dia pulang paling 6 bulan sekali. Nah, di sini ini dia merasa dapat peluang. “Orang lama ditinggal suami, pastilah dia sangat kesepian,” begitu kata batin Pak Bayan.

            Marto Kocluk karena tugasnya juga erat berhubungan dengan personal Baperdes (Badan Permusyawaratan Desa). Salah satunya yang bernama Ny. Paikem, 28, juga ditinggal suami merantau ke Jakarta. Lihat bodi dan penampilan Paikem, Bayan Marto Kocluk suka membatin, “Model begini memang enak dikeloni dan perlu.....”

             Maka terhadap Ngatimi dan Paikem, Marto Kocluk berusaha selalu dekat. Awalnya sekedar ngobrol-ngobrol biasa, tapi lama-lama mulai ke hal-hal yang menjurus. Tapi rupanya baik Ngatimi maupun Paikem, nyaman saja dengan sikap Pak Bayan. Dan keduanya saling tidak tahu bahwa sudah masuk “target” Pak Bayan,

            Lewat pendekatannya yang ciamik, akhirnya Marto Kocluk berhasil menggauli Paikem. Begitu juga dengan Ngatimi yang menjadi personal Baperdes, pada malam-malam tertentu dia das-des membawa Ngatimi ke hotel bilangan Sidoharjo. Benar-benar Marto Kocluk panen raya. Sebagai pamong harusnya mengayomi, dia malah mengeloni.

            Skandal itu terbongkar ketika suami Paikem kembali ke kampung setelah lama bekerja di Ibukota. Tapi tiba di rumah malah terkaget-kaget mendapatkan istrinya hamil 5 bulan padahal setahunya sudah 6 bulan tidak pulang ke Sragen. “Berarti istriku kemasukan saham dari luar.”

             Paikem lalu didonder untuk menjawab 10 pertanyan, seputar hubungannga dengan Pak Bayan. Isinya ternyata mengakui bahwa janin di perutnya adalah biah karya bayan Marto Kucluk. Serta merta suami Paikem lapor ke polisi.

            Gegerlah warga Jenar. Tapi gara-gara skandal ini, perselingkuhan Pak Bayan dengan Ngatimi juga terkuak. Pak Kades pun jadi pusing dibuatnya, karena tak disangka tak dinyana pak bayan Marto Kocluk sudah “nyetrom” dua warganya sekaligus. Dia harus memikirkan reshufle pamongnya, karena kelakuan bayan Marto Kocluk sama sekali tak bisa dijadikan percontohan. Tapi semuanya masih menunggu hasil peneriksaan polisi.

            Melihat kasusnya, nasib Marto Kocluk memang benar-benar, “Masuk Pak Eko..... (JPNN/Gunarso TS)

Tags:
Pamong Harusnya MengayomiPamong Praja MudaJustru Mengeloni

Administrator

Reporter

Administrator

Editor