INI kisah Bang Toyib gaya Zulmiadi (30) dari Palembang. Selama 40 hari dia ghosting
(menghilang) bersama taksi online yang dikemudikan. Setelah diusut polisi, ternyata dia enak-enak ngendon bersama WIL-nya di Lampung. Istrinya pun shock, dikira dibegal penjahat, ternyata enak-enakan kelonan!
Di era gombalisasi ini semakin banyak aksi begal. Dulu begal selalu di tempat
sepi jauh dari pemukiman, kini payudara pun bisa dibegal di tempat ramai. Penjahat di
jaman internet memang semakin nekat, sehingga sering sopir taksi online dikerjain
penjahat. Saking begitu seringnya taksi jadi korban kejahatan, ketika sopir taksi online
menghilang 5 minggu lebih melebihi Bang Toyib, istripun lapor polisi. Padahal.......
Zulmiadi warga Kertapati, Palembang, adalah salah satu suami yang telah tega
bikin cemas hati istri berkepanjangan. Bayangkan, sejak berangkat bawa taksi online
akhir Februari lalu, dia terus menghilang tanpa berita. Mengingat kini baru musim aksi
begal, Emi (26), istrinya khawatir bila suaminya juga jadi korban pembegalan. Maka dia pun lapor polisi.
Emi sendiri barusan jadi ibu muda, karena anak pertamanya baru saja lahir. Tepatnya beberapa hari sebelum suami pergi tanpa berita. Jika bukan karena musibah, mana mungkin suami tak ada kerinduan pada anak pertama yang baru lahir, lalu
meninggalkannya secara semena-mena dan begitu lama. Apa sengaja Zulmiadi mau
nyaingi Bang Toyib?
Sesuai dengan laporan Ny. Emi, polisi Polda Sumsel pun bergerak cepat. Berdasarkan nomor HP milik Zulmiadi, diketahui bahwa pemiliknya berada di kawasan
Bandar Lampung. Polisi pun meluncur ke Bandar Lampung. Semoga saja Zulmiadi
ditemukan dalam keadaan selamat.
Betulkah Zulmiadi ghosting karena jadi korban perampokan? Kalau yang dibegal
hatinya, memang iya? Dia pergi meninggalkan rumah karena kecantol dengan gadis
pemandu karaoke di Kertapati, namanya Ida, 24. Antara cinta dan nafsu diublek menjadi satu. Sebab sejak bini hamil 9 bulan sampai melahirkan dia tak bisa lagi menjalankan “sunah rosul” bersama istrinya. Soalnya istri selalu menolak dengan alasan bisa mengganggu janin.
Nah, selama libur panjang itulah kangen dan rindunya pada Ida semakin
menggebu. Dia ngegombal bahwa akan menikahi Ida, karenanya dia mengajak sang WIL menghadap orang tuanya di Bandar Lampung. Sebetulnya Ida tahu bahwa Zulmiadi punya istri, karenanya dia minta izin dulu sana sama bini di rumah. Tentu saja Zulmiadi hanya mengiyakan saja, karena di mana ceritanya orang mau selingkuh kok pamitan sama istri?
Begitu yakin bahwa Zulmiadi akan menikahi dirinya, dia pasrah saja ketika diapa-apakan apa saja oleh sopir taksi online tersebut. Sejak nginep di rumah kos-kosan
Kertapati, Zulmiadi sudah berhasil “mbelah duren” Lampung yang tebel dagingnya itu. Dan ketika tiba di rumah Pematang Wangi Bandar Lampung, kembali Zulmadi-Emi
berulang kali masuk sarung!
Kebahagiaan pra pengantin baru sirna ketika polisi Polda Sumsel datang mencari
Zulmiadi yang diduga jadi korban pembegalan. Polisi pun kesal juga. Sudah capek
melacaknya sampai Lampung pakai anggaran negara, eh ternyata terlapor malah enak-enakan kelon bersama WIL-nya. Mungkin hati kecilnya hamba wet itu menggerutu, “Elo sih enak, tapi gue yang capek!”
Keduanya pun lalu diangkut masuk mobil, dibawa ke Palembang. Tapi pasal pembegalan tak terbukti, justru pasal perzinaan yang mengemuka. Masalahnya, tinggal menunggu laporan Emi istri Zulmiadi. Mau bikin laporan baru soal perzinaan suaminya, atau di SP3 alias dimaafkan saja?
Yang jelas kini, baik Emi maupun Ida sama-sama menangis. Emi menangis karena malu dan sakit hati dikhianati suami, sedangkan Ida menangis karena takut ditahan gara-gara dituduh merebut suami orang (pelakor). Adapun Zulmiadi hanya diam
seribu bahasa, karena kecerobohannya bikin repot banyak orang.