Sepakat Program Jeda Hamil Bini Malah Dihamili Tetangga

Sabtu 03 Apr 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi Nah Ini Dia 'Sepakat Program Jeda Hamil Bini Malah Dihamili Tetangga', edisi Sabtu (03/04/2021). (ucha)

Ilustrasi Nah Ini Dia 'Sepakat Program Jeda Hamil Bini Malah Dihamili Tetangga', edisi Sabtu (03/04/2021). (ucha)

SEPAKAT menunda bunting, kan bukan berarti prei bertanding. Tapi rupanya guru Jalidin (31), dari Tegal (Jateng) ini sungguh konsisten pada kurikulum keluarga. Tentu saja Nurminah (28), kesepian, sehingga pemuda tetangga diajak masuk ranjang. Begitu istri hamil Jalidin pun melaporkan Paiman (29), ke polisi.

            Guru jika rajin membaca segala hal pasti banyak ilmu pengetahuan. Tapi rupanya ada juga guru yang tidak suka membaca buku-buku tentang pengetahuan umum. Yang dibacanya hanya melulu buku-buku dan berita pendidikan. Tentu saja ilmunya jadi terbatas. Bagaimana kalau ketemu murid yang kritis? Di era digital sekarang ini, murid sering lebih pinter dari gurunya lho.

            Pak Guru Jalidin di Kecamatan Talang (Tegal),  rupanya pendidik yang benar-benar lugu. Di era internet seperti sekarang ini, dia tak pernah mencoba nonton video bokep di jagad maya yang demikian melimpah ruah. Padahal dulu, Menkominfo Tifatul Sembiring pernah bilang, 87 persen remaja pernah nonton film porno. Masak, Pak Guru Jalidin kalah pinter dengan anak muda?

            Begitulah, setelah berumah tangga dengan Nurminah beberapa tahun lalu, begitu punya anak satu langsung Jalidin bikin “kurikulum” dalam rumahtangganya, untuk jeda dalam urusan kehamilan. Mungkin karena ekonominya belum mapan, mungkin juga kasihan pada istrinya. Sebab dia melihat sendiri ketika persalinan anak pertamanya. Benar kata orang, wanita itu bertaruh nyawa ketika melahirkan.

            Namanya istri kan rek gambar kucing, trima ndherek wingking (baca: manut apa kata suami). Cuma setelah kesepakatan tersebut, benar-benar Jalidin tak pernah lagi memberikan nafkah batin pada istrinya. Padahal lazimnya keluarga muda, 40 hari setelah istri melahirkan, serangan umum non 1 Maret 1949 digelar lagi dengan tembakan mitriliur dan peluru duabelas koma tujuh.

            Padahal kata dr. Boyke Dian Nugrogo, dr. Naek L. Tobing atau dr. Pangkahila, menunda kehamilan bukan berarti tak ada lagi hubungan intim suami istri. Ibarat main bulutangkis, serangan harus tetap dilakukan. Tapi jangan dengan smash tajam menukik, cukuplah dengan back hand. Yang penting “bola” jangan sampai nyangkut di net.

            Ny. Nurminah yang masih sangat muda dan enerjik, tak tahan dengan “kurikulum” pak guru Jalidin suaminya. Dia terus tenggelam dengan kegembiraan punya anak pertama, sampai lupa soal bikin anak berikutnya. Sebetulnya sang istri sudah memberikan kode-kode khusus agar tak terlalu konsisten dengan “kurikulum”-nya, tapi Jalidin tak peduli. “Kita harus tetap jaga jarak Ma, sesuai dengan seruan pemerintah.” Begitu kata Jalidin, tahu-tahu dikonversi dengan Covid-19.

            Karena Nurminah sudah tak tahan dipagut sepi, akhirnya dia main mata dengan pemuda tetangganya, Paiman yang teman mainnya sedari kecil. Dasar bujangan belum pernah kambon wedokan (menikah) ditawari soal begituan, langsung saja semrintil. Maka ketika suami mengajar di sekolah, Nurminah “dihajar” oleh Paiman yang jidatnya licin dan lebar itu, sehingga layak jadi anggota Perbakin (di sini artinya: Persatuan Bathuk Kinclong).

            Berdasarkan laporan tetangga pula, Jalidin tahu bahwa istrinya ada main dengan si anak muda. Sebagai pak guru yang harus berpegangan pada asih asah asuh, Paiman – Nurminah hanya ditegur, jangan bergaul terlalu akrab, nggak enak sama tetangga. Padahal aslinya, ketika Jalidin melarang bergaul akrab, sesungguhnya Nurminah sudah sering digauli Paiman. Soalnya dia juga tahu bahwa pemerintah tak suka ada lahan nganggur atau dianggurkan.

            Jalidin baru kaget ketika istrinya sudah beberapa bulan tidak mens sebagai kodrat wanita. Padahal sudah berbulan-bulan dia sudah “non aktif” sesuai dengan kesepakatan/ Saking penasarannya, langsung dia ke puskesmas untuk tets kehamilan. Ternyata hasilnya positip 4 bulan. Nurminah pun mengaku terus terang bahwa janin di perutnya dalah hasil rekayasa genetika karya Paiman. Jalidin segera lapor ke Polres Tegal dan Nurminah – Paiman menjalani pemeriksaan.

            Lahan terlalu lama nganggur akhirnya diserobot orang, kan? (Kuasakata.Com/ Gunarso TS)

Berita Terkait

News Update