IPI Menilik Eksistensi 'Masyumi Reborn' Bakal Kalah Saing Dengan Partai Islam Lain

Minggu 08 Nov 2020, 16:04 WIB
Karyono Wibowo. (ist)

Karyono Wibowo. (ist)

JAKARTA - Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) atau  'Masyumi Reborn' akan sulit berkembang ditengah eksisnya partai di Islam dewasa ini. Meski sejumlah tokoh Islam seperti Ustaz Abdul Somad (UAS), mantan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais dan lainnya bergabung dengan  Masyumi Reborn' 

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Public Intitute (IPI), Karyono Wibowo. Ia mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan Masyumi merupakan hal yang sulit. Apalagi jika ada keinginan untuk membentuk partai Islam tunggal di Indonesia.

"Untuk itu diperlukan kerja keras dan waktu yang sangat panjang untuk menyatukan visi, kesamaan pandangan, dan satu kesamaan kepentingan umat Islam," ujar Karyono saat dihubungi, Minggu (8/11).

Baca juga: MUI Menyambut Baik Deklarasi Kelahiran Partai Masyumi

Saat ini, katanya, Indonesia tengah berada dalam iklim demokrasi yang sedang bertumbuh. Sehingga membuka ruang bagi siapa pun, termasuk tokoh-tokoh Islam untuk mendirikan partai politik.

Karyono menilai, mendirikan kembali Masyumi tidak bisa hanya dengan meniru kembali visi dan misi partai berlambang bulan dan bintang itu di masa jayanya. Sebuah partai disebutnya harus dapat beradaptasi dan mengubah sistem politiknya dengan cara pandang masyarakat yang telah mengalami pergeseran.

Apa lagi tuturnya, konisi politik pra kemerdekaan dan awal kemerdekaan sangat berbedah dengan konidisi di era milenial saat ini.  "Mengembalikan kejayaan Masyumi di masa lalu tidak bisa hanya dengan cara copy paste. Langkah tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan," ujar Karyono.

Baca juga: Habib Rizieq Digadang-gadang Pimpin Partai Masyumi Reborn

Karyono mencontohkan, Dai sejuta umat Zainuddin MZ sempat  mendirikan partai baru Partai Bintang Reformasi (PBR), namun tidak lolos ke Senayan.  "Meski Dai sejuta umat cukup populer, namun PBR  tidak sampai memperoleh ambang batas parlemen atau parliamentary threshold," ucapnya.

Apa lagi ucapnya,  menjelaskan, Masyumi pernah dibangkitkan kembali pada pemilihan umum (Pemilu) 1999, sudah ada partai baru yang mengusung nama Masyumi Baru. Namun hasil pada kontestasi tersebut mengecewakan. Masyumi Baru hanya meraih sebanyak 152.589 suara atau 0,14 persen. "Partai ini sama sekali tidak mendapatkan kursi di DPR,"  tegasnya. (rizal/tha)

Berita Terkait
News Update