Kasmaran Sesama Teman SD Acara Reuni Berujung Maut

Kamis 05 Nov 2020, 07:30 WIB

WAKTU sama-sama di SD Dian, 38, tak ada rasa apa-apa pada Yudi ( 38). Tapi setelah ketemu dalam sebuah reuni 25 tahun kemudian, Dian bisa kasmaran pada Yudi yang juga sudah berkeluarga.

Keduanya pun pacaran, sampai kemudian Dian ngotot minta nikah. Jengkel didesak terus, Yudi tega mencekiknya hingga wasalam.

Biasanya reuni memancing skandal asmara ketika ketemu antara teman di SMA atau sudah kuliah. Tapi ternyata jatuh cinta pada teman sesama di SD bisa terjadi juga lho.

Tentu saja jatuh cintanya setelah reuni. Sebab ketika SD dulu kan sama-sama kencing belum lempeng, jadi belum tahu apa artinya cinta yang kata orang bisa bikin jantung menderu-deru.

Dian- Yudi berteman sejak di SD 25 tahun lalu, di wilayah Megawon, Kecamatan Jati, Kudus (Jateng). Tamat SD mereka berpisah mambangun karier masing-masing.

Baca juga: Susah Payah Beli Apartemen Malah Dipakai Suami Kencan

Dian menjadi ibu sejumlah anak dan punya usaha berjualan kain. Sedangkan Yudi, meski sudah punya keluarga masih punya kebiasaan buruk suka minum. Bukan Aqua atau limun, tapi minuman keras yang memabukkan. 

Apakah minuman keras itu diperoleh di SD, ya enggaklah! Masa guru ngajari murid mabuk? Jelas  itu hasil pergaulan setelah dewasa dan berumhatangga.

Istrinya pun tak suka dengan kebiasaan buruk suami. Tapi apa mau dikata, ketika mengingatkan malah marah dan main gebuk.

Maka jika pelupuk mata Dian nampak biru, itu bukan eye  shadow tapi bekas ditinju suami.

Beberapa bulan lalu ada acara reuni SD, setelah 25 tahun berpisah. Kumpulah teman-teman SD berbagai angkatan.

Baca juga: Pedagang Nasi Bebek Tewas Dicelurit, Tersangka: Dia Ngambil Istri Saya

Ada yang sudah jadi pejabat, ada yang jadi PNS, ada pula yang jadi politisi DPRD. Tapi ada pula yang jadi rakyat biasa.

Biasanya karena sekolahnya bodo. Ditanya oleh Pak Guru dalam mapel Sejarah, siapa yang membangun Candi Borobudur, jawabnya, “Tukang batu Pak Guru!”

Dalam acara reuni, biasanya kisah-kisah lucu di masa anak-anak itu kembali dimunculkan untuk bernostalgia.

Belum ada kisah cinta di antara mereka. Paling-paling  nyolong jeruk ramai-ramai lalu disetrap Pak Guru, atau jajan di kantin tapi tidak jujur, karena makan dua ngaku satu. Dalam bahasa gaul itu disebut “darmaji” alias dahar lima ngaku siji.

Baca juga: Ada 43 Buaya Lepas dari Bogor, Warga Tangerang yang Diminta Waspada

Nah, dalam reuni itulah Dian ketemu Yudi. Mereka tetap jadi orang biasa, tak punya label jabatan atau profesi.

Tapi keduanya malah bisa asyik ngobrol, dan itu  terus berlanjut setelah reuni usai.

Diam-diam keduanya saling tertarik, sampai kemudian ketemu di hotel, dan ketika Dian ditarik Yudi ke ranjang, terjadilah hubungan mesum itu.

Entah berapa kali Dian-Yudi bermesum ria, sampai ada kesepakatan untuk dilanjutkan ke mahligai perkawinan.

Dian siap menceraikan suami dan Yudi masih minta tempo dengan mengatakan, “Nanti tak tanya istri dulu, mau nggak dia saya ceraikan.” Itu karena Yudi mencoba menjunjung asas demokrasi dalam rumahtangga.

Seminggu kemudian keduanya ketemu di hotel dan kencan lagi. Sehabis kencan Dian menagih Yudi, bagaimana izin prinsip dari istri diperoleh nggak? Jawabnya ternyata, istri tak mau dicerai karena kasihan anak-anak.

Baca juga: Cinta Segitiga Berujung Maut, Pedagang Nasi Bebek Tewas Dicelurit

Dian jadi kecewa, Yudi dituduh jadi lelaki tidak tegas, takut sama bini. “Payah lu, menang tongkrongan doang, tapi jiwanya cemen….,” kata Dian meremehkan Yudi.

Kebetulan Yudi sedang mabuk karena habis minum bir beberapa botol. Mendengar ucapan Dian jadi emosi. Cewek teman SD itupun dicekik dan ditekan pakai bantal hingga tewas.

Beberapa jam setelah ditunggui  tak juga hidup, karena tadinya hanya dianggap pingsan, Yudi pun kabur tanpa membayar rekening hotel.

Tapi beberapa hari kemudian berhasil ditangkap. “Saya khilaf, karena emosi Pak,” katanya di depan petugas.

Karena gampang emosi, jadi urusan polisi, kan? (TJ/Gunarso TS)

Berita Terkait
News Update