JIKA Hartuti (35), marah besar pada suaminya, Marjono (40), ya wajarlah. Dia bersusah payah kumpulkan uang untuk bisa beli apartemen.
Tapi begitu angsuran lunas, eh…..malah dipakai suami masukkan WIL dan berkencan ria di apartemen tersebut. Tentu saja Hartuti ngamuk, dan diceraikanlah suami celamitan itu.
Banyak suami yang “numpang kamukten” (numpang hidup) pada istri. Dia awalnya lelaki yang bukan siapa-siapa, tapi setelah menikah dengan perempuan ubed (banyak akal) mencari rejeki, terdongkraklah nasibnya.
Dia petentang-petenteng dengan kendaraan bagus hasil jerih payah istri. Tapi konyolnya, banyak lelaki yang tak tahu terima kasih.
Dengan kehidupannya yang berlebih itu malah mencari cewek lain. Apa bukan suami kurang ajar namanya?
Baca juga: Semenjak Diseruduk Motor Tak Bisa Lagi “Seruduk” Bini
Marjono warga Surabaya, awalnya lelaki ngebelangsak. Sampai usia 33 tahun tak laku kawin karena pekerjaannya nggak jelas.
Beruntung kemudian ketemu Hartuti gadis cukup umur yang terlambat kawin. Maka karena senasib itulah keduanya menjadi cocog dan menikah.
Tapi ada kelebihan lain Hartuti, dia sudah punya usaha, sedangkan Marjono penganggur tulen.
Setelah menikah, perekonomian keluarga Marjono-Hartuti membaik. Pemegang kendali usaha tetap Hartuti sedangkan Marjono hanya bantu-bantu belaka.
Tapi Hartuti sangat memaklumi, sebab fungsi Marjono di rumah aslinya sekedar jadi pemacek (pejantan) belaka.