Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan Ini, Puting Beliung Ancam Ibukota

Kamis 22 Okt 2020, 09:05 WIB
Petugas PPSU membantu membersihkan pemukiman warga di Koja, Jakut, yang porak poranda akibat disapu angin puting beliung. (deny)

Petugas PPSU membantu membersihkan pemukiman warga di Koja, Jakut, yang porak poranda akibat disapu angin puting beliung. (deny)

JAKARTA - Dalam sepekan ini cuaca ekstrem diprediksi terjadi di sejumlah wilayah termasuk Jakarta. Selasa (20/10/2020) malam, puluhan rumah di Jakarta Utara diterjang angin puting beliung. Warga berlarian keluar rumah sambil berteriak ketakutan.

Angin puting beliung menerjang permukiman warga di RW 07 Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Puluhan rumah warga porak poranda, bahkan kulkas dan kompor ikut terbang.

Ketua RT 17/07, Kelurahan Tugu Selatan, Rusmida Tambunan, mengaku masih merasakan bagaimana ngerinya angin puting beliung yang menyapu permukimannya.

Baca juga: Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem

Menurut Rusmida, saat kejadian ia sedang berada di sekitar rumah, tepatnya di Jalan Perjuangan Raya, RT 17 RW 07 Tugu Selatan.

“Kebetulan saya lagi keluar mau cari tukang urut, anak saya lagi sakit. Itu habis hujan, tiba-tiba angin berputar-putar,” katanya saat ditemui di lokasi, Selasa malam.

Rusmida mengaku melihat angin puting beliung berputar hebat di depannya. “Saya berhenti karena melihat tiba-tiba di depan saya ada atap seng terbang, saya nggak tahu dari mana itu. Pas saya pulang ke rumah ternyata rumah saya juga kena,” sambung Rusmida.

Baca juga: Puluhan Rumah di Koja rusak Disapu Angin Puting Beliung

Atap Terbang

Diceritakannya, kejadiannya seusai Maghrib sehabis hujan. Tiba-tiba datang angin kencang atau puting beliung berputar-putar di atas rumah bersamaan dengan suara gemuruh. Atap rumah warga yang kebanyakan terbuat dari seng beterbangan dibawa angin.

“Warga pada teriak-teriak berlarian keluar rumah,” ungkapnya. Angin puting beliung terjadi selama sekitar 15 menit.

Rusmida menambahkan, akibat kejadian itu sembilan rumah warga rusak parah. “Atapnya pada beterbangan semua,” katanya. Sedangkan rumah-rumah lainnya rusak ringan.

puti

Baca juga: Puluhan Rumah di Koja rusak Disapu Angin Puting Beliung

Salah satu warga di lingkungannya, kulkasnya hancur karena terbang terbawa angin. “Kulkas ini tadi juga terbang dari situ (teras) ke jalanan. Makanya saya kaget ini semua terbang gitu aja,” kata Rusmida.

30 Rumah Rusak Parah

Akibat musibah tersebut sedikitnya ada 30 rumah di RW 07 Kelurahan Tugu Selatan mengalami kerusakan.Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya mengalami rusak parah.

Lurah Tugu Selatan, Sukarmin menjelaskan, angin puting beliung menyebabkan 134 KK (Kepala Keluarga) dengan jumlah 517 jiwa terdampak, karena bangunan rumahnya mengalami kerusakan.

Baca juga: Puting Beliung Terjang RSKI Pulau Galang Tak Pengaruhi Operasional

Dijelaskan Sukarmin, bangunan yang mengalami kerusakan bervariasi, mulai dari pecah di beberapa bagian atap hingga keseluruhan atap bangunannya terangkat.

“Bangunan yang mengalami kerusakan tersebar di 10 RT, yakni RT 02, 07, 08, 09, 10, 11, 13, 17, 18 dan RT19 RW 07,” ujar Sukarmin.

Dampak paling parah terjadi di RT 19, di mana 34 KK dan RT 11 sebanyak 30 KK terdampak. “Kami sudah siapkan pengungsian di kantor RW, tapi sejak semalam warga lebih memilih tinggal di rumah,” tandasnya.

Baca juga: Puluhan Kuda Mati di Australia karena Cuaca Ekstrem

Petugas PPSU telah membantu ikut membersihkan lokasi. Petugas Puskesmas dan Sudin Sosial juga telah memberikan bantuan.

Rob Masih Menggenang

Sementara itu, banjir rob di kawasan Kampung Nelayan, Muara Angke, Kelurahan Pluit, Penjaringan, masih menerjang permukiman warga dan Pelabuhan. Ketinggian air di jalan masih sekitar 50 centimeter atau mencapai betis orang dewasa.

Arifuddin (51), warga Kampung Nelayan, mengatakan, banjir sempat surut pada Selasa (20/10/2020) malam. Namun, gelombang tinggi laut pada Rabu pagi kembali terjadi hingga air meluap dan banjir lagi. “Ya malam sempat surut, tapi siang (Rabu) air tinggi mulai masuk lagi,” ucapnya saat ditemui di lokasi.

“Pokoknya kalau sudah bulan Oktober kayak begini, itu rob biasa naik,” paparnya.

Baca juga: Anies Ingatkan Aparatnya Soal Ancaman Banjir Terkait Cuaca Ekstrem

Banjir rob merendam permukiman warga Kampung Nelayan di RW 22, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Selasa (20/10/2020). Meski air cukup tinggi, namun warga masih bertahan di rumahnya masing-masing. (deny/ta/ird/ys)

Berita Terkait
News Update