Ada kabar menggembirakan, Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri (ULN) negara kita menurun pada triwulan IV tahun 2024 menurun menjadi sebesar 424,8 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi triwulan III 2024 yang sebesar 428,1 miliar dolar AS.
“Wah berarti ada penurunan sekitar 3,3 miliar dolar AS. Berapa banyak kalau dirupiahkan tuh,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Kalau kita – kita susah menghitungnya, apalagi pakai dolar. yang miliaran rupiah saja kalian belum pernah pegang,” kata Yudi.
“Nggak usah dihitung, lagian utang luar negeri acunnya pakai dolar, bukan rupiah,” tambah mas Bro.
“Kalau utang negara turun, lantas kapan utang kita ikut turun ya... perasaan bukan turun, malah naik,” ujar Heri.
“Gimana mau turun, kalau tiap bulan yang dibayar cuma bunganya saja. Sudah gitu, punya utangan baru, ribet lah urusannya,” kata Yudi.
“Utang itu tantangan. Dengan berutang kita semakin bersemangat untuk mencari uang agar bisa membayar utang,” kata Heri.
“Itu sih alasan kamu aja, karena pemasukan berkurang, pengeluaran bertambah, akhirnya jalan pintas cari utangan. Nggak usah mungkir,” ujar Yudi.
“Mungkir sih enggak. Tetapi kalau banyak orang seperti kita – kita ini, yang hidupnya masih gali lubang, tutup lubang, berarti menjadi fenomena kehidupan masyarakat dong,” kata Heri.
“Maunya utang diputihkan kayak utang UMKM. Kita beda, UMKM itu sektor produktif, berperan memajukan perekonomian nasional, merekrut banyak tenaga kerja di desa-desa, “ kata mas Bro.
“Kalian bersyukur, sudah bekerja, gaji boleh dibilang cukup. Bisa nyicil utang. Lihat kanan kirimu, masih banyak yang hidupnya di jauh bawah kalian,” kata Yudi.
“Ya intinya orang itu harus selalu bersyukur. Pepatah Jawa bilang ‘nrimo ing pandum’- artinya menerima segala pemberian dengan lapang dada. Merasa cukup dengan apa yang dimiliki,” kata mas Bro.
”Betul harus ikhlas atas apa yang diterima dalam kehidupan. Nggak usah ngoyo,” ujar Yudi.
“Loh bukan ngoyo, kita harus berusaha, berikhtiar. Jangan berhenti melangkah, nanti dilangkahi orang lain yang terus melangkah,” kata Heri.
“Iya, kalau itu setuju. Tapi kalau hasilnya ternyata seperti saat ini, apakah harus protes. Mau protes ke siapa? “ kata Yudi.
“Berarti kita perlu efisiensi anggaran juga ya. Kencangkan ikat pinggang sebelum puasa,” kata Heri. (Joko Lestari).