POSKOTA.CO.ID - Kisruh langkanya gas LPG 3 kilogram selama beberapa hari hingga ada seorang warga yang meninggal seusai mengantre.
Hal ini membuat Presiden Prabowo mengintruksikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer agar bisa berjualan gas 3 kilogram lagi.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad pada Selasa, 4 Februari 2025.
"Presiden Prabowo telah menginstruksikan kepada Menteri ESDM untuk mengaktifkan kembali pengecer berjualan Gas LPG 3 Kg sambil menertibkan pengecer jadi agen sub pangkalan secara parsial," terang Sufmi dikutip Poskota melalui postingan media sosial 'X' pada Selasa, 4 Februari 2025.
Baca Juga: Nenek di Pamulang Meninggal Dunia Diduga usai Antre Gas LPG 3 Kg
Selaiin itu Presiden pun berharap agar harga jual ke masyarakat tidak teralu mahal dan bisa terjangkau. "Kemudian memproses administrasi dan lain-lain, agar pengecer sebagai agen sub pangkalan harga LPG yang akan dijual ke masyarakat tidak terlalu mahal," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, sejak dua hari lalu masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kilogram di warung-warung. Bahkan sampai ada korban meninggal dunia seusai mengantre gas LPG 3 kilogram.
Seorang nenek berusia 62 tahun meninggal dunia lantaran kelelahan ketika mengantre gas LPG 3 kilogram di Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Korban yang merupakan warga RT/RW 001/007, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang mengantre gas yang jaraknya 500 meter dari kediamannya.
Ketua Rukun Tetangga (RT) 001, Pamulang Barat, Saeful mengungkapkan bahwa almarhum diduga mengalami kelelahan yang menjadi faktor utamanya kematiannya
"Almarhum antre gas di salah satu toko penjual gas 3 kg yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Perkiraan 300 meter dari rumahnya, kecapekan sepertinya," beber Saeful kepada wartawan pada Senin, 3 Februari 2025.
Ditambahkan Saeful, korban ketika itu ikut mengantre di pangkalan tabung gas elpiji yang letaknya sekitar 300 meter dari rumah duka sekitar pukul 10.00 Wib. Usai mendapatkan gas, korban kemudian pulang. Namun belum sampai kediamannya, korban pun kelelahan dan memilih istirahat disebuah toko laundry.
"Jadi almarhumah ini sudah membawa dua tabung gas 3 kg dan hendak pulang. Enggak jauh dari toko, almarhumah tiba-tiba istirahat karena kelelahan di depan toko laundry dan langsung pucat mukanya. Warga yang mengenal almarhumah, kemudian menelepon keluarganya untuk dijemput," paparnya.
Keluarga korban pun seketika membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Namun belum tiba di rumah sakit, korban sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
"Almarhumah kesehariannya membuka warung makanan, seperti nasi uduk dan lainnya. Almarhumah memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Dan tadi sudah dimakamkan," tambahnya.
Memang selama dua hari terakhir dikatakan Saeful antrean warga yang hendak membeli gas sudah terjadi sejak pagi hari. "Orang banyak mengantar anak sekolah sambil menenteng tabung gas dan mengantre," tutur Saeful.