POSKOTA.CO.ID – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, Yordania dan Mesir harus menerima warga Palestina dari Gaza yang menjadi lokasi agresi.
Saran tersebut ditolak oleh Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai daerah kantong itu, dan tampaknya juga akan ditolak oleh Yordania dan Mesir.
Ketika ditanya apakah ini solusi sementara atau jangka panjang untuk Gaza, dia memberikan penjelasan. “Bisa jadi salah satunya," katanya, melansir Reuters.
Baca Juga: Pelantikan Presiden Donald Trump Disebut Percepat Lonjakan Harga Bitcoin Tembus Rp1,5 miliar
Selama ini, Yordania sudah menjadi rumah bagi beberapa juta warga Palestina, sementara puluhan ribu orang lainnya tinggal di Mesir.
Meski begitu, kedua negara dan negara-negara Arab lainnya menolak gagasan warga Palestina di Gaza untuk dipindahkan ke negara mereka.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, yang telah berulang kali menyerukan kembalinya pemukim Yahudi ke Gaza, menyambut seruan Trump.
Bahkan menyebutnya sebagai ide yang sangat bagus, sambil mengatakan bahwa dirinya akan bekerja untuk mengembangkan rencana untuk menerapkannya.
Baca Juga: Donald Trump Menang Pilpres AS, JPMorgan: Harga Bitcoin akan Terus Meroket hingga 2024
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru telah berulang kali menolak gagasan tersebut, yang didukung oleh Smotrich.
Seorang pejabat Hamas menyuarakan ketakutan lama warga Palestina tentang pengusiran permanen dari rumah mereka.
“Warga Palestina tidak akan menerima tawaran atau solusi apa pun, bahkan jika (tawaran tersebut) tampaknya memiliki niat baik dengan kedok rekonstruksi," kata Basem Naim, anggota biro politik Hamas pada Reuters.
Pejabat Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri, mendesak Trump untuk tidak mengulangi ide-ide ‘gagal’ yang dicoba oleh pendahulunya, Joe Biden.
Baca Juga: Lawatan Ke Lima Negara Pekan Ini, Presiden Prabowo Bakal Temui Donald Trump?
"Orang-orang Gaza telah menanggung kematian dan menolak meninggalkan tanah air mereka dan mereka tidak akan meninggalkannya terlepas dari alasan apa pun," kata Abu Zuhri.
Yordania juga menolak saran Trump. Menteri Luar Negerinya, Ayman Safadi mengatakan bahwa sikap negara itu terhadap pemindahan warga Palestina dari Gaza tetap tegas dan tak tergoyahkan.
Kementerian luar negeri Mesir juga memiliki respons yang sama. Mereka mengatakan dengan tegas menolak pemindahan warga Palestina dari tanah mereka, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengutuk pernyataan Trump. "Rakyat kami akan tetap teguh dan tidak akan meninggalkan tanah air mereka," katanya, melansir kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Baca Juga: Ini 5 Sikap Kontroversial Donald Trump yang Kembali Dipilih Menjadi Presiden Amerika Serikat
Populasi warga sebelum dimulainya agresi militer Israel di Gaza adalah sekitar 2,3 juta. Tahun lalu, Washington mengatakan bahwa mereka menentang pemindahan paksa warga Palestina.
Kelompok hak asasi manusia dan lembaga kemanusiaan telah selama berbulan-bulan menyuarakan keprihatinan atas situasi di Gaza.
Sebab, agresi tersebut telah menyebabkan hampir seluruh penduduk mengungsi dan menyebabkan krisis kelaparan.
Washington juga menghadapi kritik karena mendukung Israel tetapi tetap mendukung sekutunya, dengan mengatakan bahwa mereka membantu Israel mempertahankan diri.