Donald Trump Menang Pilpres AS, JPMorgan: Harga Bitcoin akan Terus Meroket hingga 2024

Jumat 08 Nov 2024, 13:19 WIB
Ilustrasi kenaikan harga bitcoin. (Film frimu/Freepik)

Ilustrasi kenaikan harga bitcoin. (Film frimu/Freepik)

POSKOTA.CO.ID - Bank investasi global JPMorgan merilis laporan yang merinci bagaimana kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2024 ini akan meningkatkan investasi bitcoin dan emas.

Direktur Pelaksana JPMorgan Nikolaos Panigirtzoglou menyebutkan, laporan ini berfokus pada perolehan aset seperti emas dan bitcoin yang cenderung mempertahankan nilai dalam periode devaluasi mata uang, yang sering kali didorong oleh inflasi atau kebijakan fiskal yang memperluas utang nasional.

Dia menjelaskan, kebijakan Trump dapat mengintensifkan perdagangan penurunan nilai, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tarif, ketegangan geopolitik, dan langkah-langkah fiskal ekspansif yang meningkatkan utang.

"Kami tidak melihat reaksi pasar negatif oleh emas sebagai penolakan terhadap 'perdagangan penurunan nilai' di bawah kemenangan Trump. Bagaimanapun, bitcoin, komponen lain dari 'perdagangan penurunan nilai' menguat setelah kemenangan Trump," kata dia, dikutip dari laman Bitcoin, Jumat, 8 November 2024.

Bitcoin Tembus ATH

Setelah hasil Pemilu AS keluar, harga bitcoin naik ke level harga tertinggi sepanjang masa (ATH) di angka 76 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar pada 6 November sebelum stabil di angka 75.100 dolar AS.

Analis JPMorgan juga memperkirakan momentum bullish lebih lanjut untuk bitcoin, yang sebagian didorong oleh pendekatan investasi agresif Microstrategy, yang dijuluki rencana 21/21.

Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan 42 miliar dolar AS selama tiga tahun, dengan dana yang dibagi rata antara ekuitas dan sekuritas pendapatan tetap.

"Untuk tahun 2025 saja MicroStrategy akan menginvestasikan 10 miliar dolar AS ke dalam bitcoin yang kira-kira sama dengan pembelian kumulatifnya sejauh ini sejak pertengahan 2020!," demikian isi laporan tersebut.

Tren Bullish hingga 2025

JPMorgan juga menyoroti peningkatan berkelanjutan dalam investasi ritel baik dalam bitcoin maupun emas, terutama melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).

Analis memperkirakan tren kenaikan harga bitcoin ini, yang telah meningkat sejak musim panas lalu, akan berlanjut hingga 2025 di bawah pemerintahan Trump.

Bank sentral juga diproyeksikan akan meningkatkan permintaan emas karena lembaga seperti Bank Rakyat Tiongkok mendiversifikasi cadangan karena tarif dan ketidakpastian geopolitik. "Kami optimis dengan bitcoin hingga 2025," tutur Panigirtzoglou.

Berita Terkait
News Update