Seorang warga Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara tengah mengambil air dari keran ke dalam botol kemasan yang bersumber dari PAM Jaya, Rabu, 18 Desember 2024. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Jakarta

Tak Cuma Keruh, Air dari PAM Jaya di Jakarta Utara Juga Berbau

Kamis 19 Des 2024, 11:15 WIB

POSKOTA.CO.ID - Air dari PAM Jaya yang digunakan sebagai warga di Jakarta Utara tak hanya keruh. Namun warga menyebut air tersebut kadang berbau.

"Sudah tiga hari ini kondisi airnya kotor dan bau. Baunya seperti air got. Penyebabnya katanya ada pekerjaan pembersihan jaringan distribusi pipa Jatiluhur Hilir," kata Sahrudin, 45 tahun, kepada Poskota, Rabu, 18 Desember 2024. 

Warga RT 02/12, Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu menyebut air kotor dan berbau dari PAM Jaya bukan dialami warga hanya kali ini saja. 

"Sudah belasan tahun sebetulnya kami alami. Tapi memang enggak setiap hari. Paling seminggu 3 sampai 4 hari air butek. Tapi ada juga waktu di mana seharian airnya bersih," ucapnya. 

Ketua RT 02 Kelurahan Lagoa, Sukirman membenarkan  setidaknya ada 40 KK di wilayahnya yang mengeluhkan layanan air bersih dari PAM Jaya. 

"Betul, ada 40-an KK yang kena dampak dari kemarin," kata dia. 

Kondisi serupa juga dirasakan warga di Kelurahan Cililitan. Seorang warga bernama Dendy mengatakan, untuk air konsumsi, ia lebih memilih membeli air kemasan galon. 

"Kalau buat minum saya masih beli pakai air galon," kata Dendy.

Dendy mengakui tidak berani mengonsumsi langsung air dari PAM Jaya karena rasanya yang berbeda. Meski air telah dimasak, namun ia mengatakan rasanya ada campuran kaporit. 

"Kalau dimasak masih berasa kaporitnya," kata Dendy.

Rodiah, 34 tahun, warga Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara ikut mengeluhkan air keruh dari PAM Jaya. Apalagi air hanya mengalir pada pagi hari dan terkadang berbau.

"Itu juga harus dipancing pakai pompa air buat nariknya. Kalau enggak pakai pompa ga bakal nyala airnya," ujar Rodiah.

Biasanya air yang mengalir di pagi hari berwarna keruh. Ia harus menunggu beberapa menit agar air bisa lebih bersih.

Hal itu membuatnya merugi karena air yang dialirkan selama beberapa menit itu tak bisa dipakai.

"Sementara meteran kan tetap muter, jadi harus tetap bayar. Airnya malah dibuang karena keruh. Kadang juga airnya suka bau got," katanya.

Air tersebut hanya ia gunakan untuk mandi. Sebelum digunakan, ia harus menyaring air terlebih dulu. Sementara untuk konsumsi air minum dan memasak, Rodiah memilih membeli air galon seharga Rp20.000.

"Biasanya air galon cukup buat dua hari. Jadi seminggu harus tiga kali beli. Soalnya ga berani pakai air PAM untuk dimasak," ujarnya.

Rodiah juga menolak rencana kenaikan harga air PAM. Ia menilai, pelayanan yang diberikan kepada konsumen belum sesuai terutama air yang tak mengalir 24 jam.

Per bulannya, ia biasa membayar biaya air PAM sebesar Rp100.000. Jika harga dinaikkan dan pelayanan belum memuaskan, ia menilai hal tersebut akan sangat memberatkan.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
Air KeruhBerbauPAM JayaJakarta Utara

Pandi Ramedhan

Reporter

Firman Wijaksana

Editor