Jangan sembarang klik iklan pinjol karena berisiko (Pexels.com/Oleksandr P)

EKONOMI

AWAS! Jangan Sembarang Klik Iklan Pinjol di YouTube, Risikonya Berpotensi Fatal, Kok Bisa? Begini Penjelasannya

Minggu 22 Sep 2024, 22:42 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tawaran pinjaman online atau pinjol kini semakin marak terlihat di mana-mana, termasuk platform YouTube.

Seperti diketahui, YouTube merupakan salah satu platform populer sehingga wajar jika banyak perusahaan pinjol berani memasang iklan di sana.

Masalahnya, beberapa penyedia pinjol memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menjadikan iklan mereka sebagai 'jebakan'.

Triknya beragam, ada yang dengan cara memainkan kondisi psikologis calon nasabah sehingga tergiur untuk mengajukan pinjaman atau modus lainnya.

Iklan yang muncul di YouTube dimanfaatkan dengan keterbatasan pengetahuan calon nasabah terhadap dunia pinjaman online, dan tentunya ini juga berlaku di berbagai platform bukan cuma YouTube.

Oleh karena itu, harap selalu berhat-hati dan jangan sembarang klik iklan pinjol di Youtube ketika Anda sedang menonton video.

Apa Saja Risiko Klik Iklan Pinjol?

1. Pembatasan Informasi yang Bikin Calon Nasabah Tergoda 

Biasanya iklan pinjaman online memberikan informasi yang terbatas tentang suku bunga, biaya tambahan, dan persyaratan lainnya. 

Hal ini seringkali membuat pengguna tidak memahami dengan benar konsekuensi finansial dari mengambil pinjaman tersebut. 

2. Kecenderungan Membuat Keputusan Cepat 

Taktik iklan pinjol di YouTube sering menggunakan kata-kata yang menarik perhatian dan penawaran cepat. 

Lewat teknik mereka ini tidak sedikit pengguna yang tergugah untuk mengambil pinjaman.

Apalagi tanpa mempertimbangkan secara baik bagaimana kondisi finansial yang dimiliki. Selain itu juga tidak mencari tahu lebih lanjut untuk kebijakan dari layanan pinjaman online terkait.

3. Potensi Utang Meningkat

Risiko klik iklan pinjol di YouTube bisa memicu keinginan seseorang menggunakan layanannya, ditambah lagi penawaran menarik yang diberikan. 

Ini sering membuat sebagian pengguna tidak merencanakan dengan matang apakah mampu untuk membayar cicilannya. 

Mengambil pinjaman tanpa adanya rencana yang matang bisa mengakibatkan penumpukan utang yang lebih besar. Apalagi jika suku bunga dan biaya tambahan pada platform tersebut cukup besar.

4. Risiko Identitas dan Keamanan 

Dampak negatif iklan pinjol lainnya juga bisa berpengaruh dengan identitas serta keamanan si pengguna. 

Sebab, beberapa iklan pinjol akan mengarahkan pengguna ke situs web yang tidak diproteksi dengan baik.

Hal ini bisa memicu risiko pencurian identitas atau penipuan keuangan. Ditambah lagi perangkat bisa terancam terkena virus atau justru disadap oknum tertentu.

5. Siklus Utang Sulit Putus

Bahaya klik iklan pinjol lainnya masih berhubungan dengan kemungkinan utang yang tidak bisa terputus. 

Jika terlanjur tergiur dengan penawaran pinjol dan menggunakannya terus demi memenuhi kebutuhan, bukan hal tidak mungkin risiko galbay juga besar.

Terlebih jika pengeluarannya ternyata lebih banyak dari pemasukan yang dimiliki. Hal ini lama-lama akan mempengaruhi mental seseorang dalam mengatasi utangnya yang kian membengkak.

6. Ketergantungan Finansial 

Risiko klik iklan pinjol di YouTube secara keseluruhan bisa berujung pada kondisi finansial seseorang. 

Terlalu menggantungkan kebutuhan dari uang pinjol bisa membuat kondisi keuangan tidak sehat.

Apalagi pinjol menerapkan bunga dan biaya tambahan lainnya tiap bulan. Ditambah lagi jika pengguna telat bayar akan ada denda dan risiko lainnya yang lebih merugikan, misalnya SLIK OJK jadi buruk.

DISCLAIMER: Artikel ini tidak mengajak atau menyarankan pembaca untuk melakukan pinjaman online. Selalu pertimbangkan dengan bijak jika ingin melakukan pinjol dan pastikan kreditur yang dituju sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bukan pinjol ilegal.(*)


Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Tags:
pinjaman-onlinepinjoliklan pinjolutangyoutubeGalbay

Wildan Apriadi

Reporter

Wildan Apriadi

Editor