HARI ini, 20 Mei 2024, memperingati hari Hari Kebangkitan Nasional yang ke-116. Semoga melalui hari bersejarah ini, kita diingatkan kembali tentang makna kebangkitan, utamanya bagi diri kita sendiri.
“Tetapi Hari Kebangkitan Nasional yang sering disebut Harkitnas, bukan merupakan hari libur nasional ya. Kalian tahu, mengapa?,” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Kita tak perlu mempersoalkan Harkitnas menjadi hari libur , tanggal merah atau tidak. Itu merupakan kebijakan pemerintah, negara kita,” kata Yudi.
“Yang penting bukan tanggal merahnya, tetapi bagaimana kita memaknai kebangkitan nasional. Apa yang harus kita perbuat sekarang ini,” kata mas Bro.
“Maksudnya bagaimana kita lebih berperan untuk negara, bagaimana kita ikut membangkitkan kemajuan negara?,” kata Heri.
“Betul Bro. Bagaimana kita bisa ikut berkontribusi, sedangkan diri kita sendiri masih susah,”tambah Yudi.
“Kalian nggak boleh pesimis. Setiap manusia memiliki peran masing -masing untuk bangsa dan negara. Sekecil apa pun kita ini sejatinya punya peran untuk bangsa kita,” kata mas Bro.
“Wah nggak usah ngarang Bro,” sindir Heri.
“Loh kalian ini bagaimana.Jadilah warga negara yang baik, itu sudah merupakan peran, sudah ikut berkontribusi kepada negara,” kata mas Bro.
“Setuju Bro. Kalau setiap orang menjadi warga negara yang baik, taat hukum, taat norma. Tidak melanggar melanggar hukum, tidak menyuap, tidak pungli, tidak korupsi, negara kita semakin aman, damai dan sejahtera,” kata Heri.
“Apalagi kalau semua orang bersikap santun, ramah, beretika dan beradab. Rasanya, lingkungan makin terasa nyaman dan tentram ya,” kata Heri.
“Iya semakin asri dan endah rasanya lingkungan kita. Mestinya kita bisa ya. Mari kita bangkitkan menjadi warga negara yang baik, beretika dan bermoral. Kalian pasti bisa,” kata mas Bro.
“Betul Bro. Mari Harkitnas menjadi momen kebangkitan bagi kita semua. Menjadi warga masyarakat yang baik,lebih santun dan ramah, termasuk dalam bermedia sosial,” ajak Heri. (Joko Lestari)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.png)
