Ilustrasi Obrolan Warteg. (Poskota/Yudhi Himawan)

Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Kabinet Gemuk Terukur

Jumat 10 Mei 2024, 05:43 WIB

SESUATU yang berlebihan tidaklah baik. Makan kekenyangan tidaklah baik, karena selain perut tidak nyaman, bisa mendatangkan gangguan kesehatan. Gemuk itu baik jika sesuai dengan porsinya, tetapi kalau kegemukan, obesitas, juga tidak baik. Karenanya banyak orang berusaha mempertahankan berat ideal. Tidak gemuk, tidak pula kurus.

“Ini bicara soal gemuk. Lantas bagaimana dengan kabinet gemuk?,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Kalau bicara soal kabinet beda lagi. Disebut gemuk, lazimnya, untuk menyebut jumlah kementerian besar, anggota kabinet terlalu banyak,” kata Yudi.

“Tetapi soal gemuk dan tidak gemuk dalam kabinet itu relatif. Gemuk dibutuhkan jika untuk mengakomodir semua kepentingan parpol pendukung pemerintahan,” kata mas Bro.

“Berarti kabinet gemuk sebuah kebutuhan untuk pemerintahan mendatang?,” tanya Heri.

“Sepanjang dalam batas toleransi masih bisa disebut sesuai kebutuhan, tetapi kalau sudah terlalu gemuk menjadi tidak ideal lagi. Ibarat ukuran berat manusia sudah tak selaras dengan tinggi badannya,” kata mas Bro.

“Yang pasti kalau kabinet sudah terlalu gemuk akan menambah anggaran baru, pengeluaran belanja pemerintah membengkak,” kata Yudi.

“Itulah perlunya gemuk, tapi terukur. Manusia berharap memiliki berat ideal, sering menggunakan rumus Broca, di mana berat ideal untuk pria dewasa adalah (tinggi badan dikurangi 100) – (tinggi badan – 100) x 10%. Ada juga rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) alias Body Mass Index (BMI),” kata mas Bro.

“Itu rumus untuk gemuk terukur alias berat ideal. Nah, kalau kabinet gemuk terukur, bagaimana rumusnya?,” tanya Heri.

“Rumusannya ya undang-undang, peraturan mengenai struktur dan postur kabinet. Misalnya undang-undang yang membatasi jumlah kementerian. Jika ada, itu yang menjadi rumusnya,” kata Yudi.

“Bisa nggak rumus itu diubah, disesuaikan dengan kebutuhan?,” tanya Heri.

“Kalau soal mengubah bisa saja, sepanjang ada yang mengubah dan mendapat persetujuan. Yang perlu dicatat, perubahan itu harus mendatangkan banyak manfaat, bukan mudarat,” kata mas Bro. (Joko Lestari)

Tags:
Obrolan Wartegkabinet gemuk

Administrator

Reporter

Aminudin AS

Editor