ADVERTISEMENT

Diduga Paksa Murid Aborsi, Kepsek SMPN di Bogor Terancam Kehilangan Jabatan

Sabtu, 16 Maret 2024 07:34 WIB

Share
Perempuan berinisial A, korban pemaksaan aborsi oleh seorang Kepsek SMK di Bogor. A melapor ke Kantor Sat Reskrim Polres Bogor. (Foto: Poskota.co.id/Panca Aji)
Perempuan berinisial A, korban pemaksaan aborsi oleh seorang Kepsek SMK di Bogor. A melapor ke Kantor Sat Reskrim Polres Bogor. (Foto: Poskota.co.id/Panca Aji)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Pria berinisial AS, kepala sekolah (Kepsek) salah satu SMP Negeri di Sukamakmur, Kabupaten Bogor teracam dicopot jabatannya karena diduga paksa mantan muridnya lakukan aborsi.

Ancaman copot jabatan ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bogor, Bambang Tawekal.

Bahkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor pun merekomendasikan pencopotan tersebut ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bogor.

"Terancam dan direkomendasikan untuk dicopot dari jabatan kepsek," kata Bambang, Sabtu, 16 Maret 2024.

Sementara itu, Sekretaris Disdik Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari mengatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap AS.

"Kita sudah proses di Disdik dan akan dilanjutkan proses hukuman disiplin pegawainya ke BKPSDM," ucap Nina.

Nina menyebut, Disdik menyerahkan penanganan oknum kepsek yang diduga paksa mantan muridnya lakukan aborsi tersebut pun ke BKPSDM Kabupaten Bogor.

AS diduga telah menjalani hubungan gelap dengan mantan muridnya sejak ia menjabat sebagai kepsek di salah satu SMK Swasta di Sukamakmur, tepatnya pada awal tahun 2016.

AS dengan muridnya tersebut diduga melakukan hubungan gelap sekitar 8 tahun, atau hingga awal tahun 2024. Hubungan itu dimulai ketika korban masih menjadi siswa SMK yang dipimpin AS.

AS diduga memaksa mantan muridnya melakukan aborsi karena telah mengandung anak dari hasil hubungan gelap tersebut. (panca aji)
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT