JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para pejabat dan importir Mesir semakin khawatir akan ketegangan di Laut Merah lantaran meningkatnya serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang menuju maupun berasal dari Terusan Suez.
Melansir The National News, Selasa (19/12/2023), Houthi merupakan salah satu sekutu kelompok militan Hamas dalam perang Israel-Hamas. Kelompok ini meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal terutama yang dimiliki atau menuju Israel.
Kelompok ini menargetkan kapal-kapal yang memasuki Bab Al Mandeb, sebuah selat antara Yaman di Semenanjung Arab, Djibouti dan Eritrea di Tanduk Afrika, dalam perjalanan menuju Terusan Suez.
Pada bulan November, Houthi membajak sebuah kapal yang dioperasikan Jepang di dekat kota pelabuhan Hodeidah, Yaman.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris melaporkan terjadinya serangan terhadap dua kapal di dekat Bab Al Mandeb di selatan pelabuhan Mokha, Yaman.
"Pada hari Jumat, MSC Palatium III yang berbendera Liberia juga diserang oleh Houthi, mengalami kerusakan akibat kebakaran sebelum akhirnya tidak dapat beroperasi lagi," kata operator MSC Platinum III, dikutip dari The National News, Selasa (19/12/2023).
Serangan-serangan Houthi tersebut saat ini menimbulkan kepanikan di seluruh industri pelayaran dunia. Peningkatan tajam dalam pertanyaan mengenai keamanan telah dicatat oleh Otoritas Terusan Suez Mesir.
Kehadiran angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Laut Merah juga menambah kecemasan di kalangan operator pelayaran usai menjatuhkan beberapa rudal dan pesawat tak berawak Houthi yang ditembakkan ke Israel dari Yaman.
Empat perusahaan pelayaran terbesar di dunia MSC, Hapag-Lloyd, Maersk dan CMA CGM telah menangguhkan operasi mereka di Laut Merah dan memilih mengalihkan rute kapal-kapal mereka di sekitar Tanjung Harapan, di ujung selatan Afrika, hingga risiko keamanan dapat diatasi.
Sekertaris Jenderal grup industri pelayaran Bimco, David Loosley mengatakan, peningkatan kebutuhan akan keamanan menyebabkan kenaikan tarif kapal tanker di samping tarif asuransi perang untuk pelayaran seluruh dunia.
Dalam upaya untuk meredakan kekhawatiran keamanan tentang Terusan Suez, Kepala Jalur Air Laksamana Osama Rabie mengeluarkan sebuah pernyataan, yang menegaskan bahwa lalu lintas melalui jalur air itu stabil dan berwenang memantau ketegangan di Laut Merah dengan cermat.