Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan pemilu yang aman dan nyaman, tertib dan damai. Tak kalah pentingnya pesta demokrasi yang riang gembira, sebagaimana layaknya pesta ulang tahun yang ke -17. Angka 17 dianggap spesial karena menjadi titik awal perubahan dari masa remaja menginjak dewasa.
Negara pun telah memberikan pengakuan resmi dengan memberikan Kartu Tanda Penduduk. Memberikan hak penuh untuk mengemudi kendaraan bermotor dengan membuat Surat Izin Mengemudi (SIM). Memiliki hak untuk memilih pada setiap gelaran pemilu, pilkada atau pun pilkades.
“Ini cerita pemilu apa pesta ulang tahun?,” protes Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Ya kita ciptakan pesta demokrasi bagaikan pesta ulang tahun. Selama berpesta penuh dengan canda dan tawa. Datang senang, pulangnya riang,” ujar mas Bro.
“Iya jangan belum – belum sudah berantem, bertengkar. Selesai pesta demokrasi, musuhan, tidak saling sapa sama tetangga ,” kata Yudi.
“Memang ada yang begitu?,” tanya Heri.
“Bukan cuma ada, tetapi banyak, dan itu terjadi setiap kali pemilu,” jawab Yudi.
“Ada juga karena lawan politiknya bagi –bagi uang lebih banyak, tersinggung, tidak saling tegur,” urai mas Bro.
“Politik uang itu berbahaya, selain bisa merusak persaudaraan karena pembagian tidak merata, juga merusak kemurnian demokrasi,” kataYudi.
“Bukan itu saja, politik uang bagaikan menanam embrio korupsi. Karenanya Bawaslu lagi gencar mewujudkan kampung bebas politik uang,” urai mas Bro.
“Namanya kita ubah saja jangan kampung bebas politik uang, tapi kampung bersih politik uang,biar nggak rancu, ” sela Heri.
“Boleh juga. Dulu pernah ada larangan kawasan bebas merokok menjadi topik pembahasan karena bisa bermakna bebas, tidak terikat oleh aturan larangan merokok,” kata mas Bro.
“Kemudian sosialisasi diubah menjadi kawasan dilarang merokok,” kata Yudi.
“Setuju saja, meski bebas politik uang bisa diartikan tidak ada politik uang. Sama saja bebas banjir atau bebas hambatan. Menurut saya bukan bunyi kalimatnya, kata – katanya, tetapi realisasinya,” jelas Yudi.
“Kalau begitu kita bikin spanduk “Seluruh warga menolak segala macam bentuk politik uang,” kata Heri.
“Tulisannya begini saja ”Siap- Siap!Melakukan Politik Uang, Besok Viral.” (joko lestari).