SERANG, POSKOTA.CO.ID – Survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC), menunjukan data Gen Z di Banten memwajarkan adanya politik uang pada pelaksanaan Pemilu.
Dari hasil surveinya, data base 10,9 persen dari 1220 responden, terdapat 44,7 persen Gen Z suka dengan politik uang.
Akademisi Universitas Serang Raya (Unsera), Ahmad Sururi mengatakan, tidak bisa dipungkiri setiap Pemilu dihiasi dengan fenomena politik uang. Sehingga Gen Z atau pemilih pemula terseret dengan kebiasaan yang menciderai demokrasi.
"Peluang money politics sudah menjadi fenomena Pemilu dan tidak bisa dipungkiri Gen Z menyukai dan mengamini," katanya, Selasa (21/11/2023).
Ia menilai, politik uang menjadi fenomena akibat para peserta Pemilu tidak memiliki gagasan dan lebih memilih jalan pragmatis demi mendulang suara.
"Parpol ketika menawarkan Caleg, Calegnya tidak punya ide, gagasan, Calegmya pragmatis dan instans dalam meraup suara Gen Z. Jadi efek domino," ucapnya.
Menurutnya, politik uang disebabkan parpol diduga membuka ruang pragmatis dan menghasilkan para Caleg yang minim gagasan.
"Parpol tidak mampu mengkader. Jadi parpolnya pragmatis, bukan hanya Gen Z. Jadi titik temunya di situ. Parpolnya pragmstis, Calegnya pragmatis," terangnya.
Ia menuturkan, seharusnya parpol sebagai peserta pesta demokrasi harus mampu mencetak Caleg berkualitas dan mengedukasi Gen Z agar tidak terjerat dalam ruang pragmatis.
"Parpol harus bisa menawarkan Caleg berkualitas dan mengedukasi Gen Z. Aktor di Pemilu kan parpol, kapasitas parpol mengedukasi masyarakat agar tidak ada lagi fenomena uang," tuturnya. (Bilal)