ADVERTISEMENT
Selasa, 28 Maret 2023 09:30 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat sampai sekarang tidak ada sanggahan dari pemerintah Indonesia maka hampir pasti informasi itu benar," sambungnya.
Tetapi belum dibukanya surat FIFA ke publik menunjukkan pemerintah Indonesia sedang melakukan lobi politik yang ketat dengan FIFA agar tetap menjadi tuan rumah.
Kabar tersebut coba dikonfirmasi ke anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga tetapi sampai artikel ini ditulis belum ada tanggapan.
Pengamat sepak bola Kusnaeni menilai pembatalan agenda pengundian di Bali merupakan kode keras atau peringatan dari FIFA kepada Indonesia agar tidak main-main dengan perhelatan yang tinggal dua bulan lagi.
Indonesia sangat mungkin dicabut statusnya sebagai tuan rumah kalau dianggap tidak becus.
"Situasinya menurut saya saat ini fifty fifty Indonesia bisa resmi dibatalkan jadi tuan rumah makanya Indonesia harus serius meyakinkan FIFA," jelas Kusnaeni.
Apa Yang Harus Dilakukan Indonesia?
Kusnaeni menyebutkan Indonesia masih punya kesempatan untuk tetap menjadi tuan rumah dan terhindar dari sanksi. Asalkan bisa meyakinkan FIFA soal posisi politik internasional Indonesia terhadap Israel, kesiapan infrastruktur, hingga jaminan keamanan terhadap pemain Israel.
Sebab sentimen anti Israel yang muncul saat ini, menurut dia, tidak mewakili sikap politik resmi Indonesia dan seluruh masyarakat.
Delegasi FIFA hingga saat ini masih terus meninjau sejumlah stadion yang akan dipakai untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT